Ahad 10 Sep 2023 15:09 WIB

Terus Gunakan Bauran EBT, PLN IP Catat Kinerja Positif Semester I 2023 

PLN IP menegaskan komitmen dan aksi korporasi mengakselerasi EBT di Tanah Air.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Subholding PT PLN (Persero), PLN Indonesia Power mencatat nilai kinerja organisasi (NKO) sebesar 102,78.
Foto: Dok PLN
Subholding PT PLN (Persero), PLN Indonesia Power mencatat nilai kinerja organisasi (NKO) sebesar 102,78.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Subholding PT PLN (Persero), PLN Indonesia Power mencatat nilai kinerja organisasi (NKO) sebesar 102,78 atau yang tertinggi dari subholding PLN lainnya pada periode semester I 2023. Adapun capaian tersebut tidak lepas dari bauran penggunaan energi baru terbarukan yang terus dilakukan di pembangkit listrik. 

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyampaikan, pihaknya kembali menegaskan komitmen dan aksi korporasi dalam akselerasi pengembangan EBT di Tanah Air. Sebab bauran energi kian membaik dan penggunaan BBM menurun. 

Baca Juga

"Saat ini PLN IP tengah gencar melakukan upaya untuk mengakselerasi transisi energi, dimana proyek-proyek diluncurkan mengajak mitra strategis yang mempunyai visi yang sama serta berkomitmen pada keunggulan dan tujuan utama yaitu terwujudnya transisi energi di Tanah Air," kata Edwin dikutip dari pernyataan resminya, Ahad (10/9/2023). 

Edwin mengatakan, PLN Indonesia Power Senantiasa melakukan inovasi dan perbaikan di dalam menjalankan operasional bisnis perusahaan. Karenanya, capaian NKO terbaik di tingkat Subholding PLN pada semester I 2023 ini tidak lepas dari kerja keras seluruh lapisan Insan PLN IP yang terus berjuang 24 jam nonstop.

Seperti diketahui, PLN IP juga menjadi pengelola PLTU Suralaya di Cilegon, Banten yang telah dilengkapi dengan teknologi Elelectrostatic Precipitator (ESP) yang akan menyaring debu sisa pembakaran sampai ukuran terkecil di bawah dua mikrometer sehingga dapat mengurangi emisi. Di sisi pengawasan emisi, PLTU Suralaya telah dilengkapi dengan Continuous Emission Monitoring System (CEMS) untuk memastikan emisi gas buang dari operasional tetap di bawah ambang batas yang ditentukan.

"Di sini bisa dilihat, PLN menerapkan sistem digital untuk mengelola seluruh pembangkit kami. Monitoring sistem pembangkit membuat operasional semakin efektif dan efisien," ujar Edwin.

Ia pun menegaskan, operasional PLTU Suralaya telah memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Pihaknya bahkan melakukan pengurangan operasional PLTU saat awal disebut sebagai kontributor polusi Jakarta.

Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lumakso menjelaskan, dalam mengoperasikan pembangkit, PLN senantiasa menerapkan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG). Terutama melalui pemanfaatan teknologi baru untuk menekan emisi gas buang pembangkit yang berbasis batu bara. 

"Selama PLTU beroperasi, kami selalu berupaya menekan emisinya semaksimal mungkin menggunakan berbagai teknologi termutakhir. Emisinya juga dimonitor secara realtime dan terhubung langsung dengan dashboard di Kementerian Lingkungan Hidup," kata Adi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement