Kamis 07 Sep 2023 16:28 WIB

Tips dari OJK Terhindar Fenomena FOMO yang Buat Milenial Jadi Boncos

OJK ingatkan milenial memeriksa legalitas produk dan lembaga keuangan sebelum pinjam

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA FOTO
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena You Only Live Once (YOLO) dan Fear of Missing Out (FOMO) tengah marak terjadi. Hal ini menjadi tantangan terbesar bagi para milenial dan gen z untuk mengelola keuangannya. 

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, Aman Santosa mengatakan literasi keuangan menjadi suatu hal bagi para milenial dan generasi Z untuk mengelola keuangan pada masa depan.  

“Gampangnya, jika ingin memilih produk layanan jasa keuangan, kenali kebutuhan akan layanan produk dan jasa keuangan, pahami fiturnya, manfaat dan risikonya, pahami hak dan kewajiban sebagai konsumen, termasuk mekanisme perlindungan konsumennya,” ujarnya saat acara Financial Literacy Roadshow bertema ‘Visi Indonesia Emas 2045: Milenial Melek Keuangan, Cari Cuan dan Aman’ melalui keterangan tulis dikutip Kamis (7/9/2023).

Aman juga meminta para milenial untuk memperhatikan barang-barang apa saja yang memang dianggap penting sebagai kebutuhan sebelum terlanjur melakukan transaksi pembelian terhadap barang tersebut.

“Intinya kita ingin mengatakan wisdom yang kedua adalah teliti sebelum membeli, kita sebelum transaksi pahami betul-betul itu merupakan kebutuhan yang kita butuhkan,” ucapnya.

Hal terakhir yang dapat dilakukan dalam memilih produk ataupun layanan jasa keuangan yakni legalitasnya, apakah produk ataupun layanan tersebut diawasi oleh OJK atau tidak, dan bersifat legal atau ilegal.

“Intinya yang legal itu berizin OJK, yang tidak legal tidak berizin dari OJK, kalau tidak berizin hampir dipastikan bisa menyesatkan, sementara kalau yang diawasi OJK ada aturan main yang harus dipatuhi sehingga mereka itu relatif lebih aman,” ucapnya.

Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teguh Dartanto menambahkan para  milenial dinilai dikenal sebagai generasi paling adaptif terhadap perkembangan zaman. Adapun tren penggunaan paylater untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup seperti memesan makanan, fashion hingga agen perjalanan.

“Bayangkan saja dengan one click, mereka bisa melakukan apa saja seperti memesan makanan hingga produk fashion dengan paylater,” ucapnya.

Data Survei Katadata Insight Center (KIC) dan Zigi menunjukkan, metode pembayaran paylater menjadi pilihan generasi milenial dan gen Z. Adapun produk yang dibeli yakni busana, pulsa, dan gadget.

Berdasarkan survei terhadap 5.204 responden, dompet digital seperti GoPay, OVO, ShopeePay, DANA dan LinkAja, menjadi pilihan utama pembayaran yakni 67,8 persen. Disusul oleh ATM bank (51,1 persen) dan rekening bank konvensional (38,1 persen).

“Kita tidak sengaja klik ini, klik itu tapi kan akhir bulan utangnya harus dibayar. Kalau tidak bisa dibayar bagaimana?,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement