Kamis 07 Sep 2023 14:00 WIB

Dubes RI: Mobilisasi Pendanaan Pembangunan Harus Ditingkatkan

RI sudah punya contoh blended finance penanganan iklim salah satunya green sukuk.

Foto udara hutan mangrove Teluk Balikpapan, Kariangau, Kalimantan Timur, Senin (3/10/2022) (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Foto udara hutan mangrove Teluk Balikpapan, Kariangau, Kalimantan Timur, Senin (3/10/2022) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar RI di Jenewa Febrian Ruddyard mengatakan upaya mobilisasi pendanaan pembangunan, terutama untuk aksi perubahan iklim harus ditingkatkan secara intensif, inovatif, dan transformatif dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan tujuan iklim pada 2030.

Pernyataan tersebut disampaikan Febrian pada seminar Mobilization of Climate Finance for Accelerating Climate Actions, yang selenggarakan secara hybrid di markas besar PBB di Jenewa, Selasa (5/9/2023), menurut pernyataan tertulis PTRI Jenewa yang diterima di Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Baca Juga

Seminar oleh PTRI Jenewa itu sebagai upaya untuk menunjukkan langkah nyata Indonesia di bidang pendanaan perubahan iklim. Terutama bagi komunitas negara-negara yang terakreditasi ke PBB serta perwakilan organisasi internasional yang ada di Jenewa, Swiss.

Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Laksmi Dewanti, juga menyampaikan sejumlah contoh nyata Indonesia dalam blended finance pendanaan perubahan iklim mulai dari Green Sukuk hingga mekanisme perdagangan karbon.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor memaparkan contoh nyata yang dilakukan Kalimantan Timur, yang menjadi provinsi pertama di Indonesia bahkan di lingkup Asia Pasifik yang dinilai berhasil melaksanakan program kemitraan Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund.

Program tersebut merupakan upaya untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, pengelolaan hutan berkelanjutan dan peningkatan stok karbon hutan di negara berkembang dengan skema pembayaran berbasis kinerja.

Dalam seminar itu hadir narasumber dari berbagai pemangku kepentingan di antaranya Kepala Sekretariat Joint SDG Fund Lisa Kurbiel, Manager Program UN-REDD Steve Swan, dan Head of the Secretariat of Central African Forest Initiative (CAFI, UNDP) Berta Pesti; serta Senior Advisor IISD Richard Bridle sebagai moderator.

Mereka memaparkan keadaan pendanaan pembangunan berkelanjutan dan upaya mobilisasi di tingkat global, serta contoh nyata program UN-REDD dan contoh mobilisasi pendanaan di kawasan Afrika Tengah.

Melalui diskusi terkait aksi konkret dalam pendanaan perubahan iklim, terutama di antara negara berkembang, diharapkan agar langkah baik yang telah diterapkan dapat direplikasi, serta menghasilkan ide, inovasi dan berbagai kerja sama dalam meningkatkan mobilisasi pendanaan guna mencapai pembangunan berkelanjutan, menurut pernyataan.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement