Ahad 03 Sep 2023 17:38 WIB

BUMN Komitmen Benahi Rantai Pasok Indonesia

Tingginya biaya logistik masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tingginya biaya logistik masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia. (ilustrasi).
Foto: Dok Republika
Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tingginya biaya logistik masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya biaya logistik masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia. Hal ini menjadi salah satu prioritas bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menekan biaya logistik guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menyampaikan sejumlah langkah yang dilakukan BUMN. Salah satunya dengan kehadiran Jalan Tol Trans Jawa sebagai bagian memperkuat rantai pasok di bidang logistik agar memudahkan pergerakan orang dan barang dengan efisiensi waktu dan biaya. 

Baca Juga

"Dengan terhubungnya sisi barat dan timur Pulau Jawa, diharapkan Indonesia mampu menarik investasi luar negeri di berbagai sektor, termasuk di antaranya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Batang, Jawa Tengah," ujar Tiko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (3/9/2023).

Tiko mengatakan kereta cepat Jakarta-Bandung juga dapat menumbuhkan pembangunan kawasan dan sentra-sentra ekonomi baru di sekitar jalur yang dilaluinya. Selain itu, Tiko menyampaikan, jetahanan rantai pasok di industri pangan dan kesehatan juga menjadi perhatian bagi pemerintah.

Melalui PTPN Group, Kementerian BUMN mendorong transformasi industri perkebunan dari 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara menjadi tiga Sub Holding, yaitu SugarCo, PalmCo dan SupportingCo. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi perkebunan dalam rangka mendukung ketahanan pangan dalam negeri. 

"SugarCo yang berperan dalam revitalisasi industri gula nasional kini tengah menjajaki kerjasama operasi komoditas gula atau tebu dengan mitra afiliasi luar negeri untuk memperbaiki kinerja produksi gula agar dapat bersaing di pasar global," ucap Tiko.

Sedangkan untuk mendukung ketahanan rantai pasok kesehatan, lanjut Tiko, Kementerian BUMN melalui Bio Farma selaku Holding BUMN Industri Farmasi memperkuat distribusi produk kesehatan. Salah satu caranya dengan pengembangan jaringan Kimia Farma Apotek untuk penguatan modal kerja serta menjalin kerja sama dengan Sinopharm dalam pengembangan pengobatan TBC. Selanjutnya, kerja sama Bio Farma dan Sinopharm ini akan diarahkan pada global suplai.

Sementara untuk pengembangan bisnis Pertamina Bina Medika IHC yang merupakan pengelola Rumah Sakit milik BUMN, Indonesia akan menggaet strategic investor dalam dan luar negeri sesuai expertise yang dimiliki, terutama untuk pengembangan Bali International Hospital di KEK Sanur. Tiko berhara kualitas pelayanan RS di Indonesia semakin meningkat dan mampu menarik minat pasien untuk berobat di Indonesia, baik yang berasal dari dalam negeri, negara-negara Asia Tenggara maupun Indo-Pacific.

"Hal ini juga diharapkan dapat mendukung salah satu program utama IHC yaitu pengembangan Bali International Hospital di KEK sanur, yang mana strategic investor dapat memberikan knowledge dan expertise yang sesuai dengan standar RS internasional," kata Tiko.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement