Rabu 30 Aug 2023 14:19 WIB

Ini Cara Bank Jago Bertahan dalam Persaingan Bank Digital

Bank Jago terus berupaya memahami kebutuhan masyarakat termasuk tantangan finansial.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Logo Bank Jago terlihat di Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bank Jago sebagai salah satu bank digital di tanah air terus memperluas ekosistem dan diversifikasi risiko demi meningkatkan akses keuangan kepada masyarakat.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Logo Bank Jago terlihat di Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bank Jago sebagai salah satu bank digital di tanah air terus memperluas ekosistem dan diversifikasi risiko demi meningkatkan akses keuangan kepada masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran bank digital kian menjamur di industri perbankan Tanah Air. Lebih dari 10 bank digital baru bentukan perusahaan bank konvensional, perusahaan layanan jasa keuangan, maupun perusahaan teknologi finansial. Jumlah ini pun akan terus bertambah.

Head of Consumer Business Customer Value Management Bank Jago Irene Santoso mengungkapkan sejumlah strategi pun dilakukan Bank Jago agar bisa tetap bertahan di industri perbankan digital. Salah satunya adalah fokus untuk tetap memberikan layanan yang terbaik.

Baca Juga

"Kalau menghadapi kompetisi kami fokus aja untuk memberikan layanan yang terbaik, nanti let the user yang speak out, layanan terbaik mana yang relevan buat mereka, jadi kami strateginya benar, kami mau berpartner ekosistem, karena relevan, kami tidak bisa sekarang sendiri, dengan berpartner, lebih relevan, inovasi pun terus datang," ujar Irene saat ditemui di Kantor Bank Jago, Menara BTPN Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Sebagai life-centric finance solution, Bank Jago terus berupaya untuk memahami kebutuhan masyarakat termasuk tantangan finansial yang seringkali dialami dalam keseharian mereka. Pasalnya, banyak nasabah bank yang menginginkan cara lebih praktis untuk mengalokasikan tabungan, mulai dari merencanakan keuangan hingga mengalokasikan dana untuk berbagai kebutuhan.

"Siapa yang berpikir kalau orang misalnya mau mengelola keuangan harus join account, kalau mau punya beberapa kantong, harus punya rekening bank di berbeda bank saat in jadi satu tempat, bikin kantong gampang banget, kayak bikin folder di laptop. Jadi inovasi itu yang mau kita gali lebih dalam lagi, itu salah satu strategi kami," terangnya.

Seiring dengan terus melakukan inovasi, Bank Jago juga tetap menganggarkan biaya modal (capital expenditure/capex) untuk teknologi informasi (TI) dalam upaya menangkal serangan siber. Namun, Irene tak menyebut secara detil nominal yang dianggarkan oleh Bank Jago.

"Karena kami berbasis teknologi itu menjadi salah satu bagian yang penting dan kami pasti akan memberikan yang terbaik," tuturnya.

Diketahui, ada tiga aspek utama yang mendorong pengembangan transformasi digital bank di Indonesia, yaitu peluang digital (digital opportunity), perilaku digital (digital behavior), dan transaksi digital (digital transaction). Untuk di sisi peluang digital, Indonesia diprediksi akan memasuki masa bonus demografi dengan periode puncak antara 2020-2030.

Hal ini ditandai....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement