Selasa 29 Aug 2023 12:36 WIB

BUMN Perikanan Jajaki Kerja Sama dengan Enam Perusahaan China

Perindo telah menandatangani kerja sama dengan enam perusahaan China.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi ekspor PT Perikanan Indonesia (Perindo).
Foto: Dok Perindo
Ilustrasi ekspor PT Perikanan Indonesia (Perindo).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota holding BUMN pangan atau ID Food, PT Perikanan Indonesia (Perindo), menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan perikanan asal China dalam pameran perikanan berskala internasional di Shanghai New International Expo Centre, World Seafood Shanghai, Cina. Pameran yang berlangsung pada 23-25 Agustus ini dihadiri 36 negara dengan 1.400 peserta pameran yang memamerkan produk perikanan dunia.

"Dalam kesempatan ini, PT Perikanan Indonesia memperoleh wadah untuk ajang saling kerja sama, interaksi dan kolaborasi dengan high-quality buyer," ujar Direktur Utama Perikanan Indonesia Sigit Muhartono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Baca Juga

Sigit menyampaikan Perikanan Indonesia telah menandatangani kerja sama dengan enam perusahaan China, antara lain, Shanggang-Edi China Trading Co. Ltd., Tiancheng (Shanghai) Supply Chain Services Co., Ltd, dan Shanghai Seafirst Co., Ltd terkait pengembangan bisnis produk perikanan terpadu. Selain itu, Perikanan Indonesia juga menggaet perusahaan lain, yakni Lygend Resources & Technology Co., Ltd, Zhejiang Ocean Fisheries Co., Ltd dan Matrix Resources Co., Ltd terkait kerja sama operasional pengembangan pelabuhan perikanan dan program penangkapan ikan terukur.

Sigit menyebut ajang World Seafood Shanghai ini adalah ajang temu antarperusahaan dan pebisnis perikanan yang professional di kancah internasional. Sigit bersyukur Perikanan Indonesia berhasil melakukan kerja sama dengan enam perusahaan asal Cina untuk menjadi mitra bisnis, baik bisnis perdagangan dan pengolahan ikan, jasa bisnis kepelabuhanan ataupun program penangkapan ikan terukur yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Penandatanganan kerja sama akan memperkuat pangsa ekspor ke Negeri Tirai Bambu. Tujuan lain yakni untuk memperkokoh segmen bisnis pelabuhan perikanan di Indonesia," kata Sigit.  

Direktur Operasional PT Perikanan Indonesia Fajar Widisasono menjelaskan, PT Perindo menjajaki kerja sama dengan Shanggang Edi-China Trading Co., Ltd. Perusahaan perdagangan ekspor impor ini membutuhkan udang jenis vaname sebanyak 108 ton atau 4 kontainer per bulan untuk disuplai oleh PT Perikanan Indonesia. Kontrak ini memiliki valuasi ekspor sebesar Rp 11,5 miliar per bulannya. Sementara itu, perusahaan lainnya yakni Tiancheng (Shanghai) Supply Chain Service Co., Ltd. mengajukan permintaan impor tuna dan cakalang dari Indonesia sebanyak enam kontainer per bulan dengan kapitalisasi Rp 4,4 miliar per bulannya.

“Sebetulnya permintaan lebih dari itu, namun Kami akan berusaha untuk menyuplai permintaaan mereka dengan volume yang kami sesuaikan dengan kemampuan perusahaan," ujar Fajar.

Selain dengan perusahaan di atas, PT Perikanan Indonesia juga meneken kerja sama bisnis pengembangan pelabuhan perikanan dan program Penangkapan Ikan Terukur dengan Lygend Resources & Technology Co,. Ltd, Matrix Resources Co. Ltd, dan Zhejiang Ocean Fisheries Co., Ltd. Fajar menyampaikan hasil kesepakatan dengan Lygend Resources & Technology Co, menyatakan akan menghimpun konsorsium pemilik kapal tangkap perikanan di Shipu Town yang berukuran 100-300 GT untuk beroperasi di Indonesia yang dikerjasamakan dengan PT Perikanan Indonesia.

Fajar menambahkan Lygend Resources juga akan menghimpun konsorsium 67 pabrik pengolahan ikan di Shipu Town. Pabrik-pabrik ini memiliki kebutuhan bahan baku 700 ribu ton per tahun. Bahkan beberapa perusahaan yang dikunjungi dalam lawatan PT Perindo ke Tiongkok bersedia membangun pabrik pengolahan ikan di Pulau Obi, Maluku Utara. Begitu pula dengan Matrix Resources Co. Ltd, yang merupakan anak perusahaan dari Lygend Resources, bersedia menjadi importir ikan dari hasil produksi PT Perikanan Indonesia. 

"Mereka membutuhkan setidaknya 3.000 ton ikan cakalang dan ikan tuna dengan kapitalisasi Rp 80 miliar per bulan," ucap Fajar. 

Sementara itu, lanjut Fajar, nota kesepahaman atau MoU terkait program Penangkapan Ikan Terukur dilakukan dengan perusahaan Zhejiang Ocean Fisheries Co., Ltd. Dari hasil pembahasan kerja sama, Zhejiang Ocean Fisheries akan melakukan kunjungan balasan ke Indonesia pada awal September untuk tindak lanjut rencana kerja sama. Fajar menyampaikan Zhejiang Ocean Fisheris saat ini memiliki 25 unit kapal baja berukuran 150 GT yang siap dikerjasamakan dengan PT Perikanan Indonesia. Zhejiang juga telah memiliki pangkalan pendaratan ikan di Manokwari, Papua Barat, dengan fasilitas seluas 3,5 hektar. 

"Kami berharap lawatan ke Xina dalam ajang WSS ini dapat segera ditindaklanjuti dengan kerja nyata yang membawa keuntungan bagi PT Perikanan Indonesia," kata Fajar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement