Senin 28 Aug 2023 19:14 WIB

Rupiah Menguat Tipis di Tengah Potensi The Fed Naikkan Suku Bunga

Kemungkinan kenaikan suku bunga disebut sebesar 25 bps.

Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (28/8/2023) menguat tipis 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp 15.292 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.295 per dolar AS

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan penguatan tipis rupiah karena Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell membuka kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, sehingga para investor mempertimbangkan jalur moneter Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

“Dalam pidatonya di Simposium Kebijakan Ekonomi tahunan Jackson Hole, Powell berjanji untuk bertindak dengan hati-hati pada pertemuan mendatang karena ia mencatat kemajuan yang dicapai dalam mengurangi tekanan harga serta risiko dari kekuatan ekonomi AS yang mengejutkan,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (28/8/2023).

Kemungkinan kenaikan suku bunga disebut sebesar 25 basis points (bps) pada bulan November 2023 yang berada di angka 48 persen atau meningkat dibandingkan 33 persen pada pekan sebelumnya.

"Serangkaian rilis data ekonomi AS yang kuat telah membantu meredakan kekhawatiran akan resesi. Namun dengan inflasi yang masih di atas target The Fed, beberapa investor khawatir bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang lebih tinggi lebih lama. Ketika The Fed menyoroti pentingnya data ekonomi AS yang akan datang, fokus investor minggu ini akan tertuju pada laporan gaji, inflasi inti, dan belanja konsumen,” ungkap Ibrahim.

Di samping itu, Pemerintah China mengumumkan langkah-langkah baru untuk meningkatkan pasar saham. China juga melonggarkan beberapa kebijakan hipotek untuk sektor properti yang sedang melemah, sehingga membantu menumbuhkan optimisme atas pemulihan ekonomi di negara tersebut.

Menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra, kenaikan rupiah yang tipis karena pasar masih mewaspadai isu kenaikan suku bunga AS dan pelambatan ekonomi China, sehingga mungkin penguatan rupiah tidak terlalu tinggi.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turut menguat ke posisi Rp 15.294 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.297 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement