REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Moda transportasi Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek mulai beroperasi untuk umum sejak Senin (28/8/2023). Meski demikian, seluruh armada LRT belum dioperasikan serta jam operasional yang masih terbatas.
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, mengatakan, proses operasional LRT akan dilakukan dalam tiga tahap. "Tahap pertama untuk dua pekan ke depan baru dioperasionalkan 12 train set, yang mulai beroperasi dari jam lima pagi sampai jam delapan malam," kata Risal saat ditemui di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Senin (28/8/2023).
Risal menjelaskan, pada tahap selanjutnya, PT Kereta Api Indonesia selaku pengelola akan menambah 14 trainset dan di tahap ketiga sebanyak 27 trainset. Dengan jumlah seluruh armada yang dimiliki, LRT Jabodebek akan memiliki 467 perjalanan sehari yang melayani relasi Jakarta-Bekasi dan Jakarta-Cibubur pulang pergi.
"(Waktu tunggu) antarkereta di rute saat ini masih 10 menit untuk stasiun dalam kota dan 20 menit di antara stasiun ujung, yakni Harjamukti (Cibubur) dan Jatimulya (Bekasi)," ujarnya.
Risal tak menjelaskan lebih lanjut soal jam operasional nantinya. Ia hanya mengatakan, KAI akan terus melakukan sejumlah perbaikan dalam operasionalisasi LRT. "Baik dari sistem maupun infrastruktur kereta api nanti akan lebih halus," ujarnya.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan, LRT Jabodebek telah memberikan inspirasi besar bagi angkutan publik perkotaan modern dan maju. Ia menambahkan, berkat dukungan dan keberanian Presiden, LRT yang melintasi dua provinsi itu akhirnya dapat dinikmati masyarakat.
Selain itu, dengan semakin banyaknya transportasi umum, diharapkan akan mengurangi polusi udara dari kendaraan pribadi yang jumlahnya kian banyak. Apalagi, LRT Jaboebek juga dibangun secara terintegrasi dengan transportasi lainnya.
"LRT Jabodebek adalah satu citra atau upaya kita untuk mencapai ramah lingkungan tapi juga utamakan keamanan dan layanan terintegrasi," ujarnya.