Sabtu 26 Aug 2023 10:07 WIB

Inflasi Malaysia Melambat Dua Persen pada Juli 2023

Inflasi Malaysia masih tergolong rendah dibandingkan negara ASEAN, termasuk Indonesia

Warga beraktivitas di dekat kantor perdana menteri di Putrajaya, Malaysia, Senin (10/4/2023). Malaysia mencatat inflasi melambat pada Juli 2023.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Warga beraktivitas di dekat kantor perdana menteri di Putrajaya, Malaysia, Senin (10/4/2023). Malaysia mencatat inflasi melambat pada Juli 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Departemen Statistik Malaysia (DOSM) mencatat inflasi melambat 2,0 persen pada Juli menjadi yang terendah sejak awal 2023 dengan poin indeks 130,5 dibanding 127,9 pada bulan sama tahun sebelumnya. Kepala Statistik Malaysia Dr Mohd Uzir Mahidin mengatakan lambatnya kenaikan laju inflasi didorong oleh kenaikan yang lebih rendah pada kelompok Restoran dan Hotel sebesar 5,0 persen (Juni 2023; 5,4 persen) dan Kelompok Makanan dan Minuman Non-Alkohol sebesar 4,4 persen (Juni 2023; 4,7 persen).

Peningkatan yang melambat itu, menurut dia, juga diikuti kelompok berbagai Barang dan Jasa sebesar 2,6 persen. Sedangkan kelompok Kesehatan dan Pendidikan meningkat 2,0 persen.

Baca Juga

Kelompok Makanan dan Minuman Non-Alkohol menyumbang 29,5 persen daripada keseluruhan Indeks Harga Konsumen, di mana menunjukkan peningkatan sedang 4,4 persen (Juni 2023; 4,7 persen). Komponen Makanan Rumahan mencatatkan peningkatan lebih rendah dalam lima bulan berturut-turut di Malaysia, di mana pada Juli tercatat 3,0 persen sedangkan bulan sebelumnya mencapai 3,2 persen.

Kenaikan dalam kelompok tersebut lebih didorong terutama oleh subkelompok Daging (5,5 persen), Beras, roti dan biji-bijian (4,5 persen), Susu, keju dan telur (4,3 persen) dan Gula, selai, madu, coklat serta manisan (3,5 persen). Sedangkan subkelompok yang menunjukkan peningkatan perlahan seperti di antaranya Roti canai 5,2 persen (Juni 2023; 7,6 persen), Nasi ayam 5,1 persen (Juni 2023; 6,3 persen).

Kelompok transportasi pada Juli 2023 mencatatkan penurunan sejak Maret 2021 sebesar negatif 0,4 persen. Itu, menurut dia, disumbangkan terutama oleh penurunan subkelompok Transportasi pribadi (minus 0,8 persen).

Harga bensin tanpa timbal RON97 mencatatkan negatif 28,8 persen pada Juli 2023 (3,37 ringgit Malaysia per liter, sekitar Rp 11.110 per liter) berbanding Juli 2022 (4,73 ringgit per liter, sekitar Rp 15.594 per liter).

Pada subkelompok Jasa transportasi (1,4 persen) dan Pembelian kendaraan (1,3 persen), sampai batas tertentu telah mengimbangi inflasi kelompok itu yang terus menurun.

Mohd Uzir Mahidin mengatakan ada sembilan negara bagian atau negeri yang mencatatkan peningkatan inflasi di bawah tingkat nasional 2,0 persen, sedangkan Wilayah Persekutuan Labuan mencatatkan inflasi paling rendah 1,1 persen pada bulan Juli lalu.

Sedangkan enam negara bagian mencatatkan inflasi di atas tingkat nasional, yakni Pahang (2,6 persen), Sarawak (2,6 persen), Wilayah Persekutuan Putrajaya (2,6 persen), Perak (2,4 persen), Selangor (2,4 persen) dan Melaka (2,2 persen).

Sebagai perbandingan, ia mengatakan inflasi di Malaysia lebih rendah dibandingkan zona Eropa (5,3 persen), Filipina (4,7 persen), Singapura (4,1 persen), Amerika Serikat (3,2 persen), Indonesia (3,1 persen), Republik Korea Selatan (2,3 persen) dan Vietnam (2,1 persen). Namun inflasi Malaysia masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand (0,4 persen) dan China (minus 0,3 persen) pada Juli 2023.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement