Sabtu 26 Aug 2023 07:19 WIB

Bos BI Ajak Negara ASEAN Lainnya Gabung Tinggalkan Dolar AS

Vietnam menjadi anggota baru penggunaan mata uang lokal ASEAN.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) bersama Gubernur Bank Negara Malaysia Abdul Rasheed Ghaffour menunjukan berkas kesepakatan kerja sama (MoU) di Jakarta, Jumat (25/8/2023). Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand menyepakati untuk memperkuat kerja sama guna mendorong penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi di negara Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) bersama Gubernur Bank Negara Malaysia Abdul Rasheed Ghaffour menunjukan berkas kesepakatan kerja sama (MoU) di Jakarta, Jumat (25/8/2023). Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand menyepakati untuk memperkuat kerja sama guna mendorong penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi di negara Indonesia, Malaysia dan Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) menghasilkan komitmen penggunaan mata uang lokal pada transaksi lintas batas yang lebih luas, khususnya penggunaan mata uang lokal cakupan perdagangan dan investasi langsung. Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand sudah mengawali komitmen tersebut dengan penguatan kerja sama.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengajak negara ASEAN lainnya juga bergabung untuk meninggalkan dolar AS. “Kami berharap hari ini juga ada perluasan. Kami menantikan anggota negara ASEAN lainnya untuk ikut menandatangani penggunaan transaksi mata uang lokal,” kata Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (25/8/2023). 

Baca Juga

Perry menegaskan, dengan penguatan penggunaan mata uang lokal juga akan semakin mendorong stabilitas sistem keuangan makroekonomi. Selain itu juga mengatasi tantangan global untuk menjawab tantangan dan berada pada jalur pemulihan.

Dia memastikan, para pemimpin ASEAN sudah mendukung dan berkomitmen untuk memperluas transaksi penggunaan mata uang lokal. “Ini merupakan upaya yang kemudian disetujui oleh Menteri Keuangan untuk memperluas kerangka transaksi mata uang lokal ASEAN,” jelas Perry. 

State Bank of Vietnam (SBV) saat ini juga sudah sepakat untuk bergabung dalam kerja sama konektivitas pembayaran di kawasan ASEAN bersama dengan Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT). SBV memperkuat Konektivitas Pembayaran Regional (Regional Payment Connectivity/RPC) sehingga transaksi di Vietnam bisa nenggunakan QRIS. 

"Sekarang kita ekapansi dengan member baru yaitu Vietnam," kata Perry. 

SBV menandatangani amandemen Nota Kesepahaman (NK) di sela-sela Pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN ke-10 pada 25 Agustus 2023 di Jakarta disaksikan Bank Sentral ASEAN 5 yang merupakan inisiator Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan. Bergabungnya SBV dalam kerja sama tersebut merupakan upaya perluasan dari NK Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan yang ditandatangani oleh BI, BNM, BSP, MAS, dan BOT dalam rangkaian acara Leaders Summit 14 November 2022 di Bali. 

Perluasan Kerja Sama Konektivitas Sistem Pembayaran Kawasan merupakan tindak lanjut dari mandat Pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN ke-9, serta menjadi salah satu capaian prioritas Keketuaan Indonesia dalam ASEAN tahun 2023. 

"Kerja Sama Konektivitas Sistem Pembayaran Kawasan terutama ditujukan untuk memperkuat dan mengembangkan sistem pembayaran antar negara yang lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan inklusif," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (25/8/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement