Kamis 24 Aug 2023 16:06 WIB

Penguatan Rupiah Dipengaruhi Data PMI AS yang Melemah

Kebijakan BI pertahankan suku bunga dinilai bantu stabilitas rupiah.

Petugas menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menyatakan penguatan rupiah dipengaruhi pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AST) dan penurunan yield obligasi pemerintah AS akibat data Purchasing Managers' Index (PMI) AS yang melemah.

"Rupiah hari ini diprediksi menguat pada penutupan perdagangan dipengaruhi oleh melemahnya indeks dolar AS dan penurunan yield obligasi pemerintah AS akibat data PMI AS yang lemah," ujar Rully ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Baca Juga

Data PMI manufaktur AS sebesar 47 atau di bawah ekspektasi 49,3, lalu services PMI sebesar 51 dengan ekspektasi 52,2, serta composite PMI sebesar 50,4 dengan ekspektasi 52. Dia juga menilai keputusan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 23-24 Agustus 2023 yang mempertahankan suku bunga acuan BI alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen karena bank sentral tersebut tak mau kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Namun demikian, BI tetap akan menjaga stabilitas nilai tukar melalui instrumen non bunga dan stand by di pasar," ujar Rully.

BI disebut bisa melakukan pengetatan likuiditas rupiah di pasar melalui lelang obligasi pemerintah di pasar sekunder. "BI juga akan stand by di pasar valas dengan melepas cadangan devisanya atau meningkatkan transaksi bilateral swap  dengan negara mitra," kata Rully.

Pada penutupan perdagangan hari, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,32 persen atau 49 poin menjadi Rp 15.246 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.295 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turut melemah ke posisi Rp 15.253 dari sebelumnya Rp 15.319 per dolar AS.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement