Kamis 24 Aug 2023 08:19 WIB

Ada Protes, Budayawan Sebut Pemasangan Patung KAWS di Candi Prambanan tak Jadi Masalah

Indonesia seharusnya bergembira karena memperoleh kesempatan tersebut.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Boneka raksasa KAWS karya seniman Brian Donelly yang menjadi ikon seni rupa kontemporer menghiasi pelataran Candi Brahma, Komplek Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu (23/8/2023). Boneka raksasa ikonik KAWS yang berbentuk mirip Mickey Mouse itu terlihat rebahan sambil menutup kedua matanya. Boneka raksasa ini memiliki panjang 45 meter, tinggi 15 meter, dan berwarna pink ini akan berada di pelataran Candi Prambanan hingga 31 Agustus mendatang. Acara ini merupakan rangkaian KAWS: Holiday Indonesia yang merupakan tur pameran keliling dunia. Ratusan pengunjung candi bergantian berfoto atau swafoto di samping Boneka KAWS secara bergantian.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Boneka raksasa KAWS karya seniman Brian Donelly yang menjadi ikon seni rupa kontemporer menghiasi pelataran Candi Brahma, Komplek Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu (23/8/2023). Boneka raksasa ikonik KAWS yang berbentuk mirip Mickey Mouse itu terlihat rebahan sambil menutup kedua matanya. Boneka raksasa ini memiliki panjang 45 meter, tinggi 15 meter, dan berwarna pink ini akan berada di pelataran Candi Prambanan hingga 31 Agustus mendatang. Acara ini merupakan rangkaian KAWS: Holiday Indonesia yang merupakan tur pameran keliling dunia. Ratusan pengunjung candi bergantian berfoto atau swafoto di samping Boneka KAWS secara bergantian.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Budayawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Tulus Warsito, menyebut tidak ada masalah ataupun pelanggaran dalam pemasangan patung 'KAWS: Holiday' di Candi Prambanan. Hal ini disampaikan menyusul adanya protes yang muncul karena pemasangan patung raksasa tersebut berada di kawasan yang menjadi tempat ibadah umat Hindu.

Tulus menyebut, pameran patung raksasa karya Brian Donnelly alias KAWS tersebut dilakukan di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Dipasang di Candi Prambanan, tentu sudah melalui perizinan sebelumnya.

"Ini dia awalnya muter dari Jepang, Hongkong, Korea, Australia, keliling. Dari segi seni rupa, Indonesia, yakni di Candi Prambanan dapat tempat memperoleh kesempatan, kita harus bergembira," kata Tulus kepada Republika, Rabu (23/8/2023).

Menurut dia, adanya patung tersebut justru sebagai pembanding kontras di Candi Prambanan. Pasalnya, Candi Prambanan yang dikenal sebagai tempat ibadah (religius), kuno dan sakral, justru memiliki daya tarik lain dengan dipasangnya patung KAWS.

"Kalau Prambanan itu dikenal religius, kuno, dan daerah sakral. Sementara (patung KAWS) ini adalah budaya populer dan kebetulan patung itu posturnya tidur, seakan dia malu-malu, melihat-lihat langit, sehingga tidak bisa kita katakan mengungguli Prambanan (melanggar), tidak bisa," ucapnya.

Bahkan, Tulus menyebut bahwa patung tersebut dipasang dengan postur yang terlentang. Apalagi, lokasinya juga jauh dari pusat ibadah umat Hindu yang ada di Candi Prambanan.

"Tempat menaruhnya itu jauh dari titik sakral Prambanan itu sebagai pusat ibadah umat Hindu. Dan sekali lagi, postur konstruksi patung itu kebetulan dia tidur, rebahan," ungkap Tulus.

Selain itu, Tulus juga menuturkan bahwa pameran patung KAWS di Candi Prambanan juga merupakan pameran temporer, artinya tidak berlangsung lama. Pameran patung ini hanya berlangsung selama 13 hari, yakni 19-31 Agustus 2023.

"Kalau (patung KAWS) ditaruh disitu (di Candi Prambanan) malah bagus, sehingga ada sesuatu yang baru. Itu juga sebagai pameran temporer, bukan pameran yang dilakukan terus-terusan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement