Senin 21 Aug 2023 15:43 WIB

BRIN dan IAEA Bahas Peningkatan Kapasitas SDM untuk Tes tak Merusak

NDT merupakan uji coba pada sebuah objek penelitian yang melibatkan atom.

Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Foto: brin.go.id
Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bekerja sama dalam mengadakan pertemuan guna membahas peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam pelaksanaan Tes Tidak Merusak (Non-Destructive Test/NDT).

"Ini merupakan proyek kerja sama regional satu kerangka dalam IAEA, temanya khusus terkait aplikasi dalam teknik nuklir di bidang industri khususnya non destructive testing atau uji tak rusak," kata Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Utama, Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi BRIN Roziq Himawan saat ditemui di Jakarta, Senin (21/8/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, Tes Tidak Merusak atau NDT merupakan uji coba yang dilakukan pada sebuah objek penelitian yang melibatkan atom, seperti pabrik petrokimia, atau pembangkit listrik dengan tidak merusak objeknya. Secara sederhana, katanya, NDT sebagaimana melakukan tes radiografi sinar x di rumah sakit, yang mampu memeriksa organ dalam manusia tanpa merusaknya.

"Demikian pula kalau di (tes untuk) industri produk, juga dilakukan pengujian tanpa merusak," kata dia.

Roziq menyebutkan NDT dilakukan terhadap sejumlah industri, seperti perusahaan produsen alat berat, produsen komponen kecil, serta produsen telepon genggam dengan memeriksa kondisi di dalamnya tanpa melakukan pembongkaran, yang bisa dilihat secara dua dimensi maupun tiga dimensi dengan teknologi berbasis nuklir.

Kerja sama dengan pihak IAEA, kata dia, telah lama dilakukan, namun dalam pertemuan yang berlangsung sejak 21 hingga 25 Agustus 2023 ini mempertegas adanya kerjasama di antara kedua pihak.

Dia mengemukakan dalam NDT ada dua hal yang penting, yang pertama standar dalam proses pengujiannya dan kedua bagaimana prosesnya. "Siapa orangnya (yang melakukan uji coba), tentu harus orang yang tersertifikasi. Maka ada yang namanya certification and qualification," kata Roziq.

Pertemuan tersebut diikuti oleh sejumlah delegasi dari 17 negara regional Asia-Pasifik, yaitu Indonesia, Bangladesh, China, Fiji, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, New Zealand, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.

Selain itu, pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan IAEA, yang merupakan technical officer di bidang NDT.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement