Rabu 16 Aug 2023 13:54 WIB

BI: Berlanjutnya Surplus Neraca Perdagangan Jadi Perkembangan Positif

Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja melintas di depan logo Bank Indonesia di Jakarta, Ahad (27/4).
Foto: dok: Republika
Pekerja melintas di depan logo Bank Indonesia di Jakarta, Ahad (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Juli 2023. BPS mencatat surplus perdagangan Indonesia pada periode tersebut sebesar 1,31 miliar dolar AS meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Juni 2023 sebesar 3,45 miliar dolar AS. 

"Bank Indonesia (BI) memandang perkembangan tersebut positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (15/8/2023). 

Baca Juga

Ke depan, Erwin menuturkan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain. Hal tersebut dilakukan untuk terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

BPS mengungkapkan, surplus neraca perdagangan Juli 2023 terutama didorong oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Meskipun melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus 3,22 miliar dolar AS. 

Surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas sebesar 19,65 miliar dolar AS. Kinerja ekspor nonmigas yang positif tersebut terutama bersumber dari peningkatan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti nikel dan logam mulia seiring dengan harga komoditas global yang masih tinggi.

Kenaikan ekspor nonmigas juga tercatat pada produk manufaktur. Beberapa diantaranya seperti mesin dan perlengkapan elektrik, barang dari besi dan baja, serta berbagai produk kimia. 

Berdasarkan negara tujuan, kinerja ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang tetap baik. Hal tersebut menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia.

Sementara itu, impor nonmigas tercatat meningkat pada seluruh golongan penggunaan barang. Perkembangan tersebut sejalan dengan aktivitas ekonomi yang terus meningkat. 

Di sisi lain, BPS juga mencatat adanya defisit neraca perdagangan migas. Berdasarkan data BPS, defisit neraca perdagangan migas meningkat dari 0,96 miliar dolar AS pada Juni 2023 menjadi 1,91 miliar dolar AS pada Juli.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement