Rabu 09 Aug 2023 14:27 WIB

Perusahaan Kapal Internasional Ogah Angkut Biji-bijian Rusia

Eksportir Rusia butuh 34 kapal berkapasitas 60 ribu ton dan 27 kapal 40 ribu ton.

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Friska Yolandha
Ekspor biji-bijian Rusia diperkirakan menurun, karena tidak ada perusahaan kapal internasional yang bersedia bekerja sama dengan Moskow.
Foto:

Tanpa kesepakatan koridor Laut Hitam, Rusia dan Ukraina memperingatkan bahwa kapal yang menuju ke pelabuhan satu sama lain dapat diperlakukan sebagai target militer yang sah. Tiga sumber asuransi kelautan mengatakan, langkah tersebut merupakan pukulan lebih lanjut terhadap risiko perusahaan Barat.

Asuransi untuk kapal yang menuju ke pelabuhan Laut Hitam Rusia saat ini menelan biaya puluhan ribu dolar dengan premi tambahan setiap hari. Laut Hitam tetap menjadi area kritis untuk ekspor Rusia, sementara pengairan dari lokasi lain akan lebih rumit dan mahal. 

Salah satu sumber pelayaran yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, operator kapal menetapkan biaya hingga 10 ribu dolar AS  setiap hari untuk kargo Rusia daripada kargo yang meninggalkan pelabuhan terdekat di Bulgaria dan Rumania, karena runtuhnya kesepakatan dan eskalasi di Laut Hitam.

Kepala urusan eksternal perusahaan asuransi kapal terkemuka NorthStandard, Mike Salthouse mengatakan, sejak Amerika Serikat dan Eropa memberlakukan sanksi, beberapa pedagang dan perusahaan asuransi khawatir pemilik manfaat akhir dari pelabuhan dan terminal Rusia dapat terhubung dengan individu yang terkena sanksi.

"Struktur kepemilikan tidak mudah terlihat dari uji tuntas rutin atau bahkan ditingkatkan," kata Salthouse yang mengarah ke tingkat keengganan untuk terlibat dalam perdagangan Rusia.

Salthouse menyatakan, risiko lain adalah jika sebuah kapal perlu membeli bahan bakar dari Rusia. Situasi ini dapat menimbulkan masalah dengan penegak sanksi Barat, sehingga lebih sulit untuk melakukan bisnis non-Rusia. Terminal Laut Hitam Rusia menangani sekitar 70 persen ekspor biji-bijian negara itu, termasuk pelabuhan Novorossiisk dan Taman.

 "Tidak mudah untuk beralih ke perdagangan normal setelah itu", kata Salthouse. 

      

 

                

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement