Kamis 03 Aug 2023 21:24 WIB

OJK akan Terbitkan Aturan Penanganan Pasar Modal yang Fluktuatif

Pada Juli 2023, non-resident mencatatkan inflow yang sebesar Rp 8,30 triliun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Ilustrasi pasar modal Indonesia yang fluktuatif.
Foto: Bursa Efek Indonesia
Ilustrasi pasar modal Indonesia yang fluktuatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menerbitkan peraturan yang akan menjadi payung hukum dalam sektor pasar modal. Ini khususnya berkaitan dengan penanganan kondisi pasar modal yang berfluktuasi secara signifikan.

"(Peraturan) dapat diaktifkan sewaktu-waktu ketika kondisi fluktuasi signifikan terjadi," kata Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara dalam konferensi pers RDK Bulanan OJK Juli 2023, Kamis (3/8/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, parameter penetapan kebijakan dan alternatif kebijakan bersifat komprehensif. Hal tersebut baik akibat bencana dan non bencana yang mencakup ketentuan dan kebijakan penanganan fluktuasi pasar signifikan lainya yang pernah diterbitkan sebelumnya dengan alternatif kebijakan yang luas.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno mengatakan pasar saham Indonesia sampai hingga 31 Juli 2023 mengalami penguatan sebesar 4,05 persen secara month to date (mtd) ke level 6.931,36. Inarno menuturkan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp 2,72 triliun secara month to date.

"Penguatan IHSG terbesar pada Juli 2023 dicatatkan oleh saham di sektor energi dan sektor basic material," ucap Inarno.

Secara year to date, IHSG tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 18,92 triliun. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham termoderasi pada Juli 2023 menjadi Rp 9,66 triliun secara month to date dan Rp 10,24 triliun secara year to date serta secara umum di bawah level rata-rata transaksi harian 2022 yang sebesar Rp 14,71 triliun.

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,56 persen month to date dan 7,07 persen secara year to date ke level 369,17. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp 269,79 miliar secara month to date dan secara year to date masih tercatat outflow Rp 880,16 miliar.

Sementara itu, Inarno menyebut pasar SBN masih melanjutkan tren positif dan membukukan inflow investor asing.

"Pada Juli 2023, non-resident mencatatkan inflow yang sebesar Rp 8,30 triliun secara month to date sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 1,09 bps di seluruh tenor," jelas Inarno.

Di industri reksa dana, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana per 31 Juli 2023 tercatat sebesar Rp 516,67 triliun atau naik 1,69 persen secara month to date. Investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp 4,21 triliun Secara month to date. Sementara secara year to date, NAB meningkat 2,34 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp 1,79 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement