Ahad 30 Jul 2023 07:50 WIB

Ekspedisi Rupiah Berdaulat Kaltara Bawa Uang tunai Rp 4,5 Miliar

Pengedaran uang rupiah di seluruh NKRI merupakan hal penting bagi kedaulatan bangsa.

Program Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Kalimantan Utara pada 29 Juli hingga 3 Agustus 2023 membawa uang tunai berupa rupiah sebesar Rp 4,5 miliar.
Foto: ANTARA/FB Anggoro
Program Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Kalimantan Utara pada 29 Juli hingga 3 Agustus 2023 membawa uang tunai berupa rupiah sebesar Rp 4,5 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Program Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Kalimantan Utara pada 29 Juli hingga 3 Agustus 2023 membawa uang tunai berupa rupiah sebesar Rp 4,5 miliar. Adapun lima pulau terluar yang dikunjungi yakni Pulau Bunyu, Pulau Sebatik, Teluk Sulaiman, Pulau Derawan dan Pulau Maratua.

"Kegiatan menggunakan KRI Sidat yang membawa uang tunai rupiah sebesar Rp 4,5 miliar mengunjungi lima pulau terluar," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kaltara Wahyu Indra Sukma di Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu (29/7/2023).

Baca Juga

Kegiatan tersebut melibatkan 15 orang dari tujuh satuan kerja yaitu Departemen Pengelolaan Uang, KPwBI Kalimantan Tengah, KPwBI Kalimantan Timur, KPwBI Purwokerto, KPwBI Bangka Belitung, KPwBI Banten dan KPwBI Kalimantan Utara.

Pengelolaan uang rupiah juga merupakan salah satu tugas Bank Indonesia untuk mendukung tujuan BI, yaitu stabilitas nilai rupiah. Pengedaran dan penggunaan uang rupiah di seluruh NKRI merupakan hal penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Karena rupiah bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran, tetapi rupiah juga merupakan identitas dan alat pemersatu bangsa dan menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana ditegaskan dalam UU Mata Uang," kata Wahyu.

Terdapat tiga tantangan utama Bank Indonesia dalam mengedarkan rupiah. Pertama, adalah kondisi geografis NKRI yang memiliki 17.499 pulau, berbatasan dengan 11 negara tetangga dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat.

Termasuk di antaranya untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil dan Terluar (3T).

Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang. "Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang rupiah kita. Dalam konteks ini, tantangan ini perlu kami jawab dengan edukasi," kata Wahyu.

Ketiga, penggunaan uang selain rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan. Dalam menghadapi tantangan dan menjalankan misi tersebut maka BI perlu melakukan kerjasama dan bergandengan tangan dengan semua elemen bangsa, termasuk dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

TNI AL merupakan salah satu elemen bangsa yang....

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement