REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PLN Indonesia Power Mrica PGU memastikan terus berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan sosial di sekitar pembangkit demi menjaga keandalan listrik. Salah satunya dengan memberdayakan perkampungan masyarakat sekitar pembangkit.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, sebagai produsen listrik, pihaknya terus melakukan inovasi program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dengan menciptakan created sharing value bagi korporasi maupun masyarakat sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan.
“Setiap program TJSL yang dijalankan oleh PLN Indonesia Power diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujar Edwin dalam keterangan tertulisnya, beberapa waktu lalu.
Diketahui, PLN IP Mrica PGU telah melakukan pelatihan dan pendampingan hingga akhirnya bisa menjadikan Desa Pegundungan sebagai Kampung Kopi Konservasi yang merupakan pengembangan dari Program Sekolah Lapangan yang telah diinisiasi sejak tahun 2009.
Selain untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga kualitas air dan sedimentasi karena diketahui Desa Pegundungan merupakan salah satu lokasi yang sangat berpengaruh terhadap pergerakan laju sedimentasi Sungai Serayu.
Senior Manager Mrica PGU, PS Kuncoro menjelaskan program ini dilakukan secara bertahap dan melalui banyak penelitian sebelum pada akhirnya terwujud Kampung Kopi Konservasi yang berguna bagi lingkungan dan juga kesejahteraan masyarakat.
“Sebelum adanya program kampung kopi konservasi, di Desa Pegundungan ini rata-rata lahannya digunakan untuk menanam kentang dan sayuran, kita tau bahwa ini sangat berpotensi menambah laju sedimentasi,” ujar Kuncoro.
Dari studi yang dilakukan dengan menggandeng para ahli di bidangnya, Mrica PGU bergerak memberikan pelatihan dan pendampingan hingga akhirnya terwujud Desa Pegundungan sebagai Kampung Kopi Konservasi. Terletak di ketinggian 1300-1500 mdpl, Desa Pegundungan menghasilkan kopi dengan brand Kopi Senggani dengan jenis varian unggulan yaitu arabika yang memiliki cita rasa yang khas dan excellent.
Kopi Senggani pun kini dikenal sebagai kopi konservasi, yaitu kopi yang dihasilkan dari budi daya kopi dengan mengutamakan pelestarian atau perlindungan kawasan yang diterapkan oleh petani. Selain mampu mengurangi erosi tanah yang mengakibatkan sedimentasi di waduk Mrica, konsep ini juga dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi petani sekaligus sebagai tempat edukasi budi daya kopi berbasis agro eduwisata di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK RI, Sigit Reliantoro, mengatakan, Kampung Kopi Konservasi binaan PLN IP Mrica PGU ini menjadi salah satu contoh implemestasi konsep creating shared value yang menguntungkan bagi masyarakat dan korporasi.
“Ini merupakan upaya win-win solution dari mayarakat dan perusahaan, bagi masyarakat ini merupakan opsi yang tepat dalam mengembangkan pencaharian baru dan tentunya yang paling penting lagi untuk melindungi fungsi setiap komponen DAS Serayu dalam mencegah erosi,” ujar Sigit.