REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- PT Saka Energi Indonesia (PT PGN Saka), anak perusahaan PT Perusahaan Gas Nasional (PGN) Tbk menjalankan program dekarbonisasi untuk mengurangi emisi serta pemilihan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Program itu diklaim dapat mereduksi emisi sebanyak 16 ribuan ton karbondioksida equivalen (CO2eq) per tahun.
"Program dekarbonisasi mereduksi 67,42 ton CO2eq/semester dengan potensi penghematan 25.052 liter solar. Program ini mereduksi emisi 16.417 ton CO2eq/ tahun," kata HSE Spesialist PT PGN Saka, Sintia Pritasari dalam agenda media visit PGN Saka di Gresik.
Sintia menjelaskan, PGN Saka melakukan eksplorasi, eksploitasi, dan pengembangan usaha di bidang minyak dan gas bumi, serta gas metana batu bara (CBM). Melalui dekarbonisasi, kegiatan itu diklaim bisa lebih ramah lingkungan.
Penerapan program itu dijalankan pada fasilitas offshore yang berada di daratan hingga garis pantai maupun onshore yang berjarak jauh dari daratan atau dilakukan di laut lepas. "Dekarbonisasi yang dilakukan PGN Saka saat ini merupakan hasil penyusunan road map program inisiatif dekarbonisasi PGN Saka sampai 2030," ujar dia.
Di antara program yang dilakukan dalam dekarbonisasi yakni solar panel offshore Sidayu. Penerapan pada fasilitas proses di proyek Sidayu dilakukan sebagai penambahan sumber energi untuk memberikan catu daya pada peralatan listrik.
"Solar panel dengan kapasitas total 18.36 kWp dipasang untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Well Head Platform C (WHP-C) dan WHP-D," ujar Sintia.