Kamis 13 Jul 2023 10:07 WIB

Mayoritas Pembeli Jarang Pakai QRIS, Pedagang Mikro: Paling Anak Muda

"Kita kan banyak pikiran juga untuk bayar biaya-biaya lain,"

Rep: Mgrol148/ Red: Lida Puspaningtyas
Kedai martabak milik Suyanto yang berjualan menggunakan berbagai macam alat pembayaran, baik cash maupun QRIS.
Foto: Mgrol148
Kedai martabak milik Suyanto yang berjualan menggunakan berbagai macam alat pembayaran, baik cash maupun QRIS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan QRIS semakin meluas di ranah usaha mikro. Hal ini terjadi karena peningkatan adopsi digital masyarakat, terutama generasi muda.

Menurut salah satu pemilik kedai makanan Didi Surahman, dirinya menggunakan QRIS karena produk yang jual bisa didapatkan di aplikasi Ojek Online (OJOL).

Baca Juga

"Kalo saya karena kebanyakan juga anak muda yang beli dan juga orderan dari ojek online. Makanya saya membuka pembayaran digital,” katanya saat ditemui dikedai miliknya, Rabu (12/7/2023).

Sejak awal ia hanya membuka opsi pembayaran tunai. Namun saat tercemplung ke ekosistem niaga digital, ia pun mulai merasakan manfaatnya.

"Kalau awalnya ya tunai aja bayarnya, tapi karena teman juga driver ojol akhirnya didaftarin deh kedai ini sama dia dan alhamdulillah, lumayan meningkat gitu dan pendapatan naik," lanjutnya.

Namun demikian, ia mengakui menggunakan layanan digital membuatnya harus memikirkan juga pengeluaran untuk biaya admin dan layanan. Menurutnya, untuk usaha mikro banyak sekali pertimbangan jika memang menggunakan pembayaran digital seperti QRIS.

"Kita kan pikirannya banyak ya, mulai dari omset bersih, modal awal dan juga untuk kebutuhan listrik, gas, dan lainnya," katanya.

Seorang pedagang martabak bernama Suyanto juga berjualan menggunakan berbagai macam pembayaran, baik cash maupun pembayaran digital. Menurutnya, ini sebagai bentuk fleksibilitas untuk masyarakat bisa membayar dengan tunai maupun nontunai.

"Disini sih karena mayoritas warga sekitar masih bayar makan pakai tunai, kadang pakai QRIS, kadang juga ya ada aja yang transfer langsung ke rekening saya," katanya saat diwawancara di lapak martabak miliknya.

Ia mengakui memang masih banyak pembeli yang lebih memilih pakai tunai.  

"Pembayaran masih banyak yang pakai tunai dibanding QRIS, paling yang QRIS itu ya cuman anak – anak muda sih," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement