Rabu 12 Jul 2023 14:26 WIB

Pemprov Kaltim Kembangkan Lahan Pertanian Dukung IKN

Pemprov Kaltim mengembangkan pertanian 1,32 juta hektare.

Suasana proyek pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (30/5/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Suasana proyek pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (30/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) sedang mengembangkan pertanian dalam arti luas mencapai 1,32 juta hektare. Ini menambah luasan lahan sebelumnya sekitar 9 juta hektare untuk mendukung ibu kota Nusantara (IKN).

"Pengembangan lahan 1,32 juta hektare ini merupakan akumulasi dari 2019 hingga 2022," kata Gubernur Kaltim Isran Noor melalui video yang diputar di Simposium Memperkuat Ekosistem Pertanian Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan IKN dan Kaltim di Samarinda, Selasa (12/7/2023).

Baca Juga

Penambahan luas lahan sebesar itu dilakukan semenjak Provinsi Kaltim ditetapkan sebagai lokasi IKN, tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, agar ke depan dapat mencukupi kebutuhan pangan. Sedangkan, perincian penambahan lahan seluas itu, antara lain, untuk pertanian tanaman pangan ada dua, yakni 145 ribu hektare dan 285 ribu hektare, untuk lahan perkebunan seluas 228 ribu hektare, untuk perluasan lahan peternakan sebesar 241 hektare, perikanan 522 hektare, dan kehutanan pola pemberdayaan 201 ribu hektare.

Ia juga mengatakan, indikator kesejahteraan petani Kaltim mengalami peningkatan yang diukur dari nilai tukar petani (NTP) Kaltim secara umum, yakni pada 2018 dengan indeks senilai 96,14, tetapi pada 2022 naik menjadi 126,39. Sedangkan, secara bulanan, berdasarkan data BPS, NTP Kaltim pada Juni 2023 masih jauh di atas angka 100 yang merupakan angka keseimbangan, yakni masih sebesar 125,5 pada Mei.

Secara umum, NTP Kaltim pada Juni sebesar 125,5, terjadi penurunan 1,81 persen jika dibandingkan dengan Mei 2023 sebesar 127,81. NTP menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi sehingga makin tinggi NTP secara relatif makin kuat tingkat daya beli petani.

Isran juga mengatakan bahwa saat ini Kaltim berhasil menjadi proyek percontohan program penurunan emisi karbon, yakni dengan salah satu program penurunan emisi berbasis lahan yang dibiayaioleh Bank Dunia sehingga hal ini sekaligus menjadi salah satu bentuk transformasi ekonomi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement