Selasa 11 Jul 2023 12:54 WIB

Rupiah Diperkirakan Berbalik Menguat Terhadap Dolar AS

Penurunan inflasi AS meningkatkan harapan era suku bunga tinggi segera usai.

Warga menunjukan uang tunai baru usai menukarkannya di layanan kas keliling Bank Indonesia di kawasan Pasar Tebet Barat, Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menunjukan uang tunai baru usai menukarkannya di layanan kas keliling Bank Indonesia di kawasan Pasar Tebet Barat, Jakarta, Selasa (28/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan rupiah diprediksi tertahan pada Selasa (11/7/2023) ini dan bisa berbalik menguat terhadap dolar AS karena ekspektasi pasar terhadap penurunan inflasi AS.

"Semalam, data ekspektasi inflasi konsumen AS terbaru menunjukkan penurunan inflasi ke 3,8 persen dibandingkan sebelumnya 4,1 persen. Ini hasil pengukuran terendah sejak April 2021," ujar pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta.

Baca Juga

Pada Rabu (12/7/2023) malam, data inflasi konsumen AS untuk Juni 2023 disebut akan dirilis. Berdasarkan konsensus pasar, data ini akan menunjukkan angka 3,1 persen, jauh lebih rendah dari data inflasi sebelumnya yang sebesar 4,0 persen.

"Ekspektasi penurunan inflasi ini diantisipasi pasar dengan penurunan nilai dolar AS terhadap nilai tukar lainnya, dan peluang rupiah bisa menguat sementara terhadap dolar AS hari ini," ungkap Ariston.

Menurut dia, penurunan inflasi ini meningkatkan harapan pasar bahwa era suku bunga tinggi akan segera berakhir.

"Potensi penguatan (rupiah) ke arah Rp 15.100, dengan potensi resisten di Rp 15.230," ucapnya.

Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor menantikan laporan inflasi utama Amerika Serikat dan komentar pejabat Federal Reserve memperkuat ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS mendekati akhir dari siklus pengetatannya.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingganya, turun 0,30 persen menjadi 101,9780 pada akhir perdagangan. Pasar sangat menantikan angka inflasi utama AS akhir pekan ini, dengan indeks harga konsumen (IHK) inti tetap tinggi hingga saat ini.

Para analis pasar mencatat bahwa potensi kenaikan suku bunga acuan Fed pada pertemuan kebijakan Juli Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) telah dimasukkan ke dalam harga. Beberapa pejabat bank sentral AS menyatakan pada Senin (10/7/2023) bahwa Fed hampir mengakhiri siklus kenaikan suku bunga.

"Kami masih memiliki sedikit pekerjaan yang harus dilakukan," kata Wakil Ketua Fed Bidang Pengawasan Michael Barr pada Senin (10/7/2023). "Saya hanya akan mengatakan untuk diri saya sendiri, saya pikir kita sudah dekat."

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat 0,12 persen atau 17 poin menjadi Rp 15.187 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp 15.204 per dolar AS.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement