REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi menjadikan kawasan wisata Kampung Laut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai percontohan program ekosistem keuangan inklusif (EKI) guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan setempat.
Kepala OJK Provinsi Jambi Yudha Nugraha Kurata di Jambi, Rabu (5/7/2023), mengatakan, program ini merupakan kolaborasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai produk jasa keuangan.
Dia mengungkapkan, hasil survei menunjukkan, tingkat literasi dan inklusi keuangan di perdesaan masih rendah dibandingkan perkotaan. "Semangat tersebut yang membuat kita menjadikan kawasan wisata Kampung Laut untuk program EKI ini. Selain itu, TPAKD Tanjab Timur juga dengan cepat menyambut program ini untuk dilakukan di daerah mereka," kata Yudha.
Pada 2022 tingkat literasi keuangan di kawasan perkotaan di Jambi sebesar 46,11 persen dan di perdesaan sebesar 45,87 persen. Sementara, tingkat inklusi keuangan di perkotaan sebesar 84,43 persen dan inklusi keuangan sebesar 85,78 persen.
Yudha mengatakan, model generik EKI menjadi upaya meningkatkan akses keuangan di daerah tersebut dengan beberapa tahapan mulai dari prainkubasi, tahapan inkubasi, hingga pascainkubasi. Pada proses pra inkubasi, OJK menggandeng mahasiswa setempat melakukan sosialisasi, pemetaan kondisi keuangan yang ada di daerah itu dan survei.
Dari pra inkubasi diperoleh data bahwa terdapat 10.661 warga dari tiga kelurahan di kawasan tersebut, baru terdapat 1.329 rekening tabungan, delapan rekening deposito dan 61 rekening giro. Sementara itu, untuk rekening simpanan pelajar mencapai 219 rekening.
Untuk penyaluran KUR mikro dengan plafon hingga Rp 50 juta baru sebanyak 31 debitur, sedangkan KUR supermikro belum terdapat. Penyaluran kredit ultramikro mencapai 983 debitur dan jumlah agen laku pandai sebanyak 19 agen.
Selain itu masyarakat yang mengikuti asuransi BPJS Ketenagakerjaan dalam rangka menuntaskan kemiskinan ekstrem masih terkonsentrasi pada beberapa wilayah dan belum merata.
Selanjutnya melalui proses inkubasi yang dilakukan pada rentang waktu tiga bulan hingga enam bulan melibatkan tujuh industri jasa keuangan yang ada di Jambi.
Seluruh industri keuangan yang terlibat akan mendampingi selama proses tersebut, masyarakat dan pelaku UMKM setempat mendapatkan edukasi hingga program pemberdayaan melalui kredit ultramikro. Pelaku industri jasa keungan memberikan edukasi tentang mengelola keuangan, cara mengajukan permodalan, dan mekanisme pinjaman yang tepat untuk usaha.
"Harapan kami seluruh masyarakat di daerah itu bisa mengakses tidak saja tabungan, tapi produk jasa keuangan lainnya," kata dia.
Setelah proses inkubasi itu, industri keuangan bisa membantu masyarakat dan UMKM untuk mendapatkan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan. Seperti penambahan modal usaha bagi UMKM setelah mengetahui metode pengelolaan keuangan yang benar.
Upaya ini, kata dia, akan memperbanyak jumlah agen Laku Pandai di perdesaan sehingga mempermudah akses masyarakat untuk jasa keuangan.