Rabu 28 Jun 2023 10:12 WIB

Teknologi Pengisian Daya EV Milik Tesla akan Jadi Standar di AS

SAE sedang mempersiapkan konfigurasi standar industri konektor pengisian Tesla.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Konektor pengisian daya EV Tesla digambarkan di stasiun pengisian daya di Anaheim, California, 9 Juni 2023. Organisasi industri otomotif utama AS mengatakan pada Selasa, 27 Juni, bahwa mereka akan menetapkan standar kinerja untuk kabel pengisi daya kendaraan listrik Tesla sebagai langkah lain menuju penggunaan colokan Tesla di semua EV.
Foto: AP Photo/Jae C. Hong
Konektor pengisian daya EV Tesla digambarkan di stasiun pengisian daya di Anaheim, California, 9 Juni 2023. Organisasi industri otomotif utama AS mengatakan pada Selasa, 27 Juni, bahwa mereka akan menetapkan standar kinerja untuk kabel pengisi daya kendaraan listrik Tesla sebagai langkah lain menuju penggunaan colokan Tesla di semua EV.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Society of Automotive Engineers (SAE) International atau himpunan insinyur dalam bidang teknik mobil atau kendaraan bermotor di Amerika Serikat (AS) merekomendasikan teknologi pengisian kendaraan listrik Tesla menjadi standar pengisian daya kendaraan listrik di Amerika. Sejumlah produsen ternama seperti Volvo Car, General Motors, Ford, dan Rivian telah bergabung telah bergabung dalam aliansi North American Charging Standard (NACS) Tesla.

"SAE International sedang mempersiapkan konfigurasi standar industri konektor pengisian Tesla dalam enam bulan atau kurang," kata seorang pejabat SAE International seperti dilansir Reuters pada Rabu (28/6/2023).

Baca Juga

CEO Solusi Mobilitas Berkelanjutan, SAE International, Frank Menchaca, mengatakan asosiasi sedang mengadakan pembicaraan dengan Tesla, Ford, GM dan produsen mobil lainnya serta pemerintah federal tentang standardisasi NACS.

"Ada rasa urgensi dan tujuan yang nyata, menurut saya, antara industri dan pemerintah. Hal penting untuk dipahami tentang proses ini adalah bahwa proses ini tidak lagi dikendalikan oleh satu perusahaan. Semua perusahaan benar-benar bersatu untuk menyusun standar tentang cara mengembangkan steker ini," ujar Frank.

Lembaga penelitian, National Renewable Energy Laboratory (NREL), menyampaikan AS berencana memasang jaringan 1,2 juta pengisi daya publik kendaraan listrik, termasuk 1 juta pengisi daya Level 2, pada 2030. Proyeksi ini melebihi target administrasi pemerintahan Biden untuk mengerahkan 500 ribu pengisi daya publik pada 2030. NREL menyebut pembangunan jaringan pengisian publik akan membutuhkan nilai investasi antara 33 miliar dolar AS sampai dengan 55 miliar dolar AS.

Penasihat Gedung Putih, Ali Zaidi, mengatakan Presiden Biden memfasilitasi pengembangan sistem pengisian daya NACS maupun Combined Charging System (CCS), standar pengisian yang dominan di AS dengan tujuan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat mendapatkan pengisian daya kendaraan listrik.

Gedung Putih mengatakan stasiun pengisian kendaraan listrik menggunakan colokan standar Tesla akan memenuhi syarat mendapatkan subsidi miliaran dolar selama juga menggunakan koneksi standar pengisian AS yakni CCS. Negara bagian Texas dan Washington mengatakan mereka akan menyediakan layanan NACS bersamaan dengan CCS.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement