Jumat 23 Jun 2023 14:29 WIB

Jaga Stabilitas Harga Pangan dengan Strategi Distribusi

Komoditas pangan yang melimpah itu bisa disalurkan ke wilayah yang minus.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Lida Puspaningtyas
Warga merawat tanaman di Buruan Sae Sawargi, Sarijadi, Kota Bandung, Jumat (25/11/2022). Badan Pangan Nasional menyatakan ketersediaan 11 komoditas pangan strategis masih mencukupi hingga akhir 2022. Salah satunya dengan keberhasilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan sehingga menjadi salah satu lumbung pangan nasional. Republika/Abdan Syakura
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga merawat tanaman di Buruan Sae Sawargi, Sarijadi, Kota Bandung, Jumat (25/11/2022). Badan Pangan Nasional menyatakan ketersediaan 11 komoditas pangan strategis masih mencukupi hingga akhir 2022. Salah satunya dengan keberhasilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan sehingga menjadi salah satu lumbung pangan nasional. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Distribusi berbagai komoditas hasil pertanian dari daerah surplus ke daerah yang minus bakal dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dalam rangka menjaga stabilitas harga komoditas pangan di masyarakat.

Melalui strategi ini, daerah-daerah di Jawa Tengah yang produk komoditas pertaniannya masih berada di bawah angka kebutuhan dan pasokannya terbatas akan terpenuhi oleh pasokan dari daerah lain yang telah surplus.

“Insya Allah, dengan ketahanan pasokan ini, harga komoditas pangan di masyarakat akan bisa dijaga,” ujar Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat membuka ‘Bazar Tarubudaya’, yang digelar Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah di Kompleks Tarubudaya, Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (23/6/2023).

Tak terkecuali, kata Wagub, dalam menghadapi musim kemarau seperti sekarang ini, ketahanan dan stabilitas harga pangan menjadi salah satu fokus perhatian Pemprov Jawa Tengah dalam menjamin kebutuhan di masyarakat.

Terlebih, harga sejumlah komoditas pangan, seperti telur ayam, bawang merah, bawang putih, terpantau mulai merangkak naik di tengah-tengah masyarakat, yang terpantau dalam beberapa pekan terakhir.

Namun, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kenaikan beberapa bahan pokok tersebut. Sebab pemerintah akan terus berupaya agar harga komoditas pangan tetap bisa dijangkau oleh masyarakat.

“Dengan kenaikan ini, saya harap masyarakat tetap tenang karena Pemprov Jawa Tengah melalui stakeholder terkait akan mengantisipasi kenaikan harga ini dengan sejumlah strategi yang sudah disiapkan,” katanya.

Misalnya, kata Wagub, melalui distribusi hasil panen dari wilayah surplus ke wilayah minus. Menurut dia, langkah ini diharapkan bisa menjadi cara yang efektif dalam menjaga kestabilan harga komoditas pangan.

Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah juga telah melakukan mitigasi wilayah-wilayah yang surplus dan minus komoditas pertanian. “Sehingga komoditas pangan yang melimpah itu bisa disalurkan ke wilayah yang saat ini mengalami minus,” ujarnya.

Wagub juga mengapresiasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provisi Jawa Tengah, yang telah berkontribusi dalam mendorong stabilitas harga pangan dengan rutin menggelar Bazar Tarubudaya.

Karena bazar ini digelar pada saat harga sejumlah komoditas pangan bergejolak di tengah-tengah masyarakat. Karena berbagai bahan kebutuhan pangan cukup tersedia di bazar ini dengan harga yang relatif terjangkau.

Apa yang dilakukan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah ini sangat membantu masyarakat, di tengah harga beberapa bahan kebutuhan pokok yang mulai merangkak naik.

“Saya kira ini menjadi ikhtiar yang sangat tepat, saat harga komoditas pangan sebagian mulai ada yang naik, masyarakat dapat mengaksesnya dengan harga yang lebih murah di bazar, yang digelar setiap hari Jumat ini,” kata Taj Yasin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement