Rabu 21 Jun 2023 23:05 WIB

Kemenparekraf: Wisman Datang ke Indonesia karena Budaya Lokal

Potensi wisata sangat besar dengan pasaran umat Buddha.

Seorang petani bekerja di ladang dekat sisa-sisa patung Buddha raksasa yang dihancurkan oleh Taliban pada tahun 2001, di Bamiyan, Afghanistan,  Senin (19/6/2023).
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Seorang petani bekerja di ladang dekat sisa-sisa patung Buddha raksasa yang dihancurkan oleh Taliban pada tahun 2001, di Bamiyan, Afghanistan, Senin (19/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Daya tarik budaya lokal menjadi alasan utama wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Indonesia, kata Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dwi Marhen Yono.

"Alasan orang berwisata ke Indonesia bukan karena alam lagi, nomer satu karena ingin menikmati budaya lokal," katanya seusai diskusi sinergi pentahelix pariwisata melalui Umbul Jumprit di Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (21/6/2023).

Oleh karena itu, katanya silakan gali budaya lokal untuk menarik para wisatawan."Usul saya ada Temanggung culture everyday, tiap hari orang ke Temanggung ada kesenian yang bisa disaksikan," katanya.

Ia menuturkan kemudian orang datang ke Indonesia bukan lagi karena alam karena ingin menikmati kuliner khas, maka silakan digali kuliner-kuliner khas yang kira-kira di tempat lain tidak ada.

"Selanjutnya, perbanyak kegiatan karena kegiatan itu adalah magnet orang datang ke tempat kita," katanya.

Ia mencontohkan satu cabang olah raga membuat kegiatan junior sehingga orang datang. Bagaimana setiap desa, perusahaan, dinas, komunitas membuat satu kegiatan sehingga orang dari daerah lain atau negara lain datang ke kegiatan tersebut.

"Saya yakin kalau semua bergerak, lima unsur pentahelix bergerak itu akan dahsyat dampaknya untuk pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.

Menurut dia potensi pariwisata di Temanggung luar biasa, namun perlu sentuhan kreatifitas.

Terkait Umbul Jumprit yang setiap tahun diambil airnya oleh umat Buddha dalam rangkaian Hari Raya Waisak, menurut dia hal ini menjadi peluang besar untuk dikembangkan di luar upacara keagamaan tersebut.

"Masyarakat Temanggung jangan hanya sebagai penonton, karena potensi wisata sangat besar dengan pasaran umat Buddha di Indonesia sekitar dua juta orang, kemudian umat Buddha di dunia 600 juta. Kita bisa jualan air suci itu kepada mereka," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement