Rabu 14 Jun 2023 15:35 WIB

SSMS Tegaskan Komitmen Jaga Lingkungan untuk Sawit Berkelanjutan

SSMS memanfaatkan limbah sawit sebagai sumber energi alternatif.

Perkebunan sawit PT Sumber Sawitmas Sarana (SSMS) .
Foto: republika/joko sadewo
Perkebunan sawit PT Sumber Sawitmas Sarana (SSMS) .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  — CFO PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS Group) Jap Hartono, mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya senantiasa  menjalankan  praktik-praktik  bisnis  yang berkelanjutan, serta menjaga dan memelihara kondisi lingkungan sekitarnya.  Upaya  ini  tercermin  dari  berbagai  standar  dan sertifikasi keberlanjutan yang telah dimiliki oleh Perseroan, baik lokal maupun internasional.

Sertifikasi itu, kata dia, di antaranya ISO 14001:2015 Sistem Manajemen Lingkungan, Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan (Proper), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Komitmen mensertifikasi unit bisnis, bukan semata sebagai pemenuhan regulasi namun sebagai wujud tekad dan kesungguhan dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. “Tidak ada deforestasi, tidak ada penanaman baru di lahan gambut dan tidak ada pembakaran serta menerapkan kebijakan NDPE (No Peat, Deforestasi and Exploitation) dalam menjalankan praktek-praktek sawit berkelanjutan,” kata Jap dalam siaran pers, Rabu (14/6/2023).

Untuk memastikan keberlanjutan bisnis, kata dia, SSMS berupaya semaksimal mungkin untuk mengelola dan melindungi kawasan dengan nilai konservasi tinggi, hutan dan gambut yang berada di seluruh  operasional. Khusus untuk area gambut, SSMS bekerja sama dengan konsultan eksternal untuk melakukan identifikasi sebaran kawasan gambut, tingkat kematangan dan kedalaman gambut, dan rekomendasi untuk monitoring dalam pengelolaan kawasan yang dikategorikan sebagai kawasan gambut sesuai regulasi pemerintah.

“Dalam rangka mengurangi emisi karbon yang berdampak pada pemanasan global, SSMS mendorong penerapan operasional yang ramah lingkungan yakni penggunaan sumber energi terbarukan melalui pemanfaatan fiber dan cangkang sawit sebagai alternatif pembangkit listrik,” papar Jap.

Inisiatif lain yang dilakukan SSMS, lanjut Jap, sejak 2018 telah mengoperasikan satu pabrik biogas berkapasitas listrik 1,5 mega watt yang dapat menangkap gas Metana dari limbah cair kelapa sawit (palm oil mill effluent) dan mengubahnya menjadi sumber energi terbarukan. Ke depannya SSMS berencana membangun tiga pabrik biogas dan dalam waktu dekat akan mengoperasikan satu pabrik biogas di PT Kalimantan Sawit Abadi.

SSMS juga memastikan pengelolaan limbah dilakukan secara bertanggung jawab sesuai aturan perizinan Pemerintah Indonesia. Semua limbah hasil pengelolaan pabrik 100% digunakan kembali seperti pemanfaatan limbah cair (POME) dan jangkos untuk meminimalisir penggunaan pupuk kimia (pestisida).

Dengan pemanfaatan limbah sawit sebagai sumber energi alternatif tersebut, kata Jap,  secara bertahap, SSMS bisa mewujudkan penanganan perubahan iklim dan kemandirian energi. Tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi internal, namun juga dapat membantu kebutuhan listrik pada masyarakat desa-desa sekitar perusahaan.

Untuk mencegah atau meminimalisir resiko dan dampak apabila terjadi kebakaran hutan, menurut Jap, SSMS secara aktif memantau titik api, menerapkan sistem peringatan dini dan deteksi dini serta memberikan pelatihan simulasi kebakaran kepada karyawan operasional. SSMS juga melibatkan masyarakat sekitar dengan membentuk Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) dan Masyarakat Peduli Api (MPA). Saat ini ada 8 MPA dan 1 KTPA yang beranggotakan 135 orang, Perusahaan secara rutin memberikan pelatihan pelatihan dan simulasi serta memberikan bantuan APD dan alat pemadam kebakaran.

Tahun 2023 merupakan komitmen besar SSMS terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup, SSMS bersama 5 Kelompok Tani Hutan (KTH) di Kalimantan Tengah menjalin kemitraan dalam bidang penjagaan hutan kemasyarakatan. Melalui kemitraan ini, SSMS turut berkontribusi dalam melestarikan kawasan dengan nilai konservasi tinggi beserta keanekaragaman hayati yang ada dikawasan tersebut, mengingat adanya potensi ancaman perusakan yang tinggi akibat kebakarahn hutan, perambahan dan illegal logging.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement