Senin 12 Jun 2023 08:47 WIB

IHSG Berpotensi Tembus 6.700, Cermati Pilihan Saham Analis Hari Ini

Pada pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0,42 persen ke level 6.694,02.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/11/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 37,2 poin atau 0,53 persen ke level 7.082,181 pada penutupan perdagangan akhir pekan.
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/11/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 37,2 poin atau 0,53 persen ke level 7.082,181 pada penutupan perdagangan akhir pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak akan bergerak optimistis pada perdagangan Senin (12/6/2023). Jumat pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0,42 persen ke level 6.694,02.

"IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 6.675–6.750," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalam risetnya, Senin (12/6/2023).

Baca Juga

Cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar 139,3 miliar dolar AS pada Mei 2023. Jumlah cadangan devisa tersebut menurun sebesar 3,39 persen dari bulan April 2023 yang sebesar 144,2 miliar dolar AS. Menurut data Bank Indonesia (BI), cadangan devisa ini turun ke level terendah sejak akhir tahun 2022. 

Penurunan tersebut dikarenakan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan likuiditas valuta asing di sektor perbankan karena akselerasi kegiatan ekonomi yang terus berlanjut. BI mencatatkan cadangan devisa tersebut setara dengan enam bulan impor.

Dari mancanegara, pelaku pasar mencermati tingkat inflasi tahunan China yang naik tipis menjadi 0,2 persen yoy pada Mei 2023 dari level terendah sebesar 0,1 persen yoy di bulan April 2023. Pertumbuhan inflasi pada April 2023 merupakan yang terendah dalam 26 bulan terakhir.

Selain itu, Producer Price Index (PPI) China turun ke level 4,6 persen yoy pada Mei 2023. Penurunan tersebut terjadi selama delapan bulan berturut-turut, sekaligus menjadi yang paling tajam sejak Februari 2016 di tengah melemahnya permintaan dan penurunan harga komoditas. 

Ajaib Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham pilihan untuk diperdagangkan hari ini.

(Cek halaman selanjutnya!)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement