Jumat 09 Jun 2023 23:59 WIB

Peritel Bahan Bangunan Ini Siap Bagikan Dividen Rp 30,55 Miliar

Dividen interim DEPO sudah dibagikan kepada pemegang saham pada tahun lalu

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) mengusulkan untuk membagikan dividen final dari laba bersih tahun buku yang berakhir pada tahun 2022 sebesar Rp 2,3 per saham atau sebesar Rp 15,61 miliar.
Foto: dok istimewa
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) mengusulkan untuk membagikan dividen final dari laba bersih tahun buku yang berakhir pada tahun 2022 sebesar Rp 2,3 per saham atau sebesar Rp 15,61 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) mengusulkan untuk membagikan dividen final dari laba bersih tahun buku yang berakhir pada tahun 2022 sebesar Rp 2,3 per saham atau sebesar Rp 15,61 miliar.

Dividen final yang diusulkan tersebut menyusul dividen interim yang sudah dibagikan kepada pemegang saham pada tahun lalu sehingga total dividen tahun buku yang berakhir pada Desember 2022 sebesar Rp4,5 per saham atau Rp30,55 miliar. 

Sementara jumlah laba bersih perusahaan yang diperoleh pada 2022 sebesar Rp103,36 miliar.

 

Yang berhak atas dividen final tersebut adalah pemegang saham yang Namanya tercantum dalam Daftar Pemegang Saham perusahaan pada 21 Juni 2023 pada pukul 16:00 WIB. Adapun jadwal periode cum dan ex dividen: 

Cum Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi pada 19 Juni 2023

Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi pada tanggal 20 Juni 2023;

Cum Dividen di Pasar Tunai pada 21 Juni 2023 ; dan

Ex Dividen di Pasar Tunai pada 22 Juni 2023.

Sedangkan untuk pembayaran dividen final akan dilaksanakan selambatnya pada 3 Juli 2023. Direktur Utama Caturkarda Depo Bangunan Kambiyanto Kettin mengatakan, di tengah kondisi global yang masih serba tidak menentu, kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan hasil yang sangat baik, dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,31 persen (yoy). Tingginya kenaikan inflasi dalam sewindu terakhir sebesar 5,51 persen pada 2022, menyebabkan melambatnya permintaan untuk bahan bangunan.

Dari sisi lain, terjadinya kenaikan harga pada sebagian besar bahan bangunan sepanjang 2022, disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku maupun biaya transport yang dialami oleh seluruh industri.

Pada 2022, perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan yang positif baik dari sisi top line maupun bottom line. Hal ini seiring dengan berangsur pulihnya aktivitas perekonomian nasional, maka penjualan bersih perusahaan mengalami kenaikan sekitar 10,43 persen (yoy) dari Rp 2,32 triliun pada 2021 menjadi Rp 2,57 triliun selama 2022.

Meningkatnya penjualan telah mendorong kenaikan beban pokok penjualan sebesar sembilan persen (yoy), dari Rp1,91 triliun pada 2021, menjadi Rp 2,08 triliun pada tahun 2022. Perusahaa  juga membuka dua gerai toko baru sepanjang 2022 yaitu di Pondok Gede, Jawa Barat dan Medan, Sumatra Utara. 

Nilai terbesar dari pertumbuhan organik diperoleh dari Bali dengan pertumbuhan sebesar 32,9 persen, diikuti Jawa Barat yang tumbuh sebesar 11,9 persen, penjualan online lewat WhatsApp juga mengalami peningkatan 98 persen.

Per Desember 2022, Perseroan berhasil mencetak laba bersih hingga Rp103,36 miliar, melesat 18,60 persen dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2021 sebesae Rp87,14 miliar. Dari sisi neraca, total aset Perseroan sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 1,78 triliun dari Rp1,69 triliun pada akhir 2021. 

Demikian pula liabilitas naik menjadi Rp609,97 miliar dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp575,77 miliar. Bersamaan dengan itu, ekuitas naik menjadi Rp 1,17 triliun dari Rp1,12 triliun pada  2021.

Dengan kinerja 2022 yang cemerlang, Kambiyanto penuh optimistis 2023 dalam menyusun rencana bisnis tahunan 2023 dengan proyeksi target pertumbuhan penjualan bersih dan laba bersih masing-masing sekitar 16 persen dan sembilan persen dari realisasi 2022.

Sikap optimistis didukung oleh prospek properti yang berkorelasi dengan kebutuhan bahan bangunan akan tetap baik dalam kondisi apapun mengingat pembangunan perumahan masih menjadi salah satu prioritas pemerintah, sehingga permintaan terhadap bahan bangunan akan tetap ada yang pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement