REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi Consumer Payment Attitude Visa 2022 menemukan bahwa masyarakat Indonesia optimistis bisa menjadi masyarakat tanpa uang tunai (cashless society) pada tahun 2030, bahkan bisa lebih cepat. "Survei tiga dari lima responden orang Indonesia, mereka percaya Indonesia bisa menuju cashless society pada tahun 2030," ungkap Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman dalam acara Contactless Talk bertajuk 'Siapkah Kita Meninggalkan Uang Cash?', yang dipantau secara virtual di Jakarta, Jumat (9/6/2023).
Pasalnya, sebanyak dua dari tiga masyarakat Indonesia sudah mencoba untuk melakukan gerakan nontunai. Bahkan, Riko menuturkan survei tersebut turut menemukan banyak orang yang tinggal di kota-kota besar, utamanya Jakarta, sudah bisa hidup tanpa uang tunai dalam seminggu penuh.
Apalagi, di kota-kota besar seperti Jakarta sudah tersedia layanan uang tunai baik dalam transportasi, makanan, hingga gaya hidup. Untuk mendorong Indonesia menuju cashless society, Visa Indonesia menggencarkan layanan Visa Contactless yang memungkinkan masyarakat bertransaksi tanpa perlu memasukkan kartu ke mesin pembaca kartu dan memberikan PIN, namun cukup dengan menempelkan kartu.
Ia menyebutkan, pembayaran dengan kartu contactless telah menjadi metode pembayaran yang marak di banyak negara di seluruh dunia. Di lebih dari 20 negara, adopsi pembayaran kartu contactless mencapai lebih dari 90 persen dari semua transaksi tatap muka Visa.
"Yang menarik dari fitur contactless card Visa yaitu pembayaran lebih praktis hanya dengan tap kartu selama 1-2 detik saja. Karena menggunakan Near Field Communication (NFC), jadi tidak tergantung dengan jaringan internet, sehingga bisa lebih cepat dan praktis," katanya.
Pembayaran menggunakan contactless card Visa sudah lama tersedia di Indonesia. Pada studi Visa, sebanyak satu dari tiga konsumen Indonesia pernah menggunakan contactless card, terutama milenial dan generasi X, serta segmen masyarakat kaya.
Minat untuk menggunakan kartu contactless dari non-pengguna sendiri cukup besar, yaitu 84 persen. Terkait dengan keamanan penggunaan pembayaran contactless, Riko menuturkan Visa memiliki fitur Visa Transaction Control.
Pengguna dapat mengontrol penggunaan kartu, seperti pembatasan penggunaan visa di e-commerce atau menonaktifkan di jam tertentu. Fitur tersebut merupakan bentuk komitmen dan upaya Visa untuk selalu melindungi data pengguna.
"Visa berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam digitalisasi pembayaran dan keuangan, sehingga kita bisa segera menjadi cashless society sesuai dengan arahan Pemerintah Indonesia dan tidak tertinggal oleh negara-negara lain di dunia," kata Riko.