Ahad 04 Jun 2023 02:45 WIB

Kanada Akui Infrastruktur Vitalnya Jadi Target Serangan Siber

Kanada adalah rumah bagi jaringan pipa yang penting bagi pasokan minyak mentah dunia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Serangan siber (ilustrasi)
Foto: Digitaltrends.com
Serangan siber (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA – Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand mengungkapkan, infrastruktur vital di semakin sering menjadi sasaran serangan siber. Dia meminta organisasi dan perusahaan yang berada di Kanada mengambil langkah-langkah mitigasi.

“Kami telah melihat serangan terhadap infrastruktur penting di negara kami dan kami sangat sadar untuk menyarankan organisasi-organisasi dan perusahaan-perusahaan Kanada mengambil langkah-langkah mitigasi. Risikonya bisa sangat besar bagi ekonomi dan sistem kita yang melindungi kehidupan warga negara kita,” kata Anand dalam sebuah wawancara di sela-sela partisipasinya dalam forum keamanan Shangri-la Dialogue yang digelar di Singapura, Sabtu (3/6/2023).

Baca Juga

Menurut Anand, telah terjadi peningkatan serangan siber di seluruh wilayah Amerika Utara. Namun dia tak mengaitkan gelombang intrusi siber itu dengan negara tertentu.

Kanada adalah rumah bagi sejumlah jaringan pipa minyak besar yang penting bagi pasokan minyak mentah dunia. Perusahaan energi multinasional seperti Exxon Mobil dan Royal Dutch Shell memiliki operasi besar di negara tersebut. Bulan lalu, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan bahwa Cina memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan siber terhadap jaringan pipa minyak dan gas serta sistem kereta api.

Peringatan Departemen Luar Negeri AS itu dirilis setelah sekelompok peneliti menemukan bahwa para peretas Cina telah memata-matai jaringan semacam itu. Terkait perhelatan Shangri-la Dialogue, Cina telah menuduh AS dan sekutunya menggunakan forum tersebut untuk “mengeroyok” Beijing serta membuka perpecahan di kawasan Asia-Pasifik.

Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand sempat menyuarakan kekhawatirannya terhadap potensi ancaman Cina. “Kita harus membuka mata lebar-lebar pada Cina. Mereka telah menjadi kekuatan global yang semakin mengganggu,” kata Anand ketika ditanya tentang keluhannya terhadap Negeri Tirai Bambu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement