REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT KAI Commuter (KCI) melakukan rekomposisi rangkaian KRL Jabodetabek untuk dapat menambah jumlah perjalanan. Namun, sebagai konsekuensinya mayoritas rangkaian hanya terdiri dari delapan hingga 10 gerbong kereta.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba menjelaskan, rekayasa pola operasi itu dilakukan seiring dengan penerapan Grafik Perjalanan Kereta atau Gapeka 2023. Penyesuaian Gapeka rutin dilakukan setiap tahun atau dua tahun sekali.
Penambahan jumlah rangkaian tersebut berdampak pada pengurangan gerbong. Namun, dampak positif yang didapat penumpang adalah waktu tunggu antarkereta atau headway akan menjadi lebih singkat. Hal itu diharapkan akan mempermudah mobilitas masyarakat yang setiap harinya menggunakan KRL.
"Sekarang yang banyak (KRL) delapan sampai 10 gerbong sehingga bisa ditambahkan perjalanan dengan perkecil headway agar tidak terjadi penumpukan-penumpukan," kata Anne dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (29/5/2023).
Meski demikian, Anne menjelaskan tak semua rangkaian kereta hanya terdiri dari delapan hingga 10 gerbong. Nantinya akan tetap ada rangkaian yang terdiri dari 12 gerbong namun tidak difokuskan pada lintasan tertentu.
Seiring dengan waktu tunggu yang lebih singkat, kecepatan KRL juga akan ditingkatkan. Ia mencontohkan untuk KRL lintas Cikarang naik dari 90 kilometer per jam menjadi 95 kilometer per jam. Kemudian lintas Tangerang juga lebih cepat dari 70 kilometer per jam menjadi 75 kilometer per jam.
Ia menuturkan, penambahan jumlah rangakai KRL pun bisa dilakukan seiring dengan proyek double track maupun double-double track lintasan KRL telah rampung. Terlebih lagi, Stasiun Manggarai yang menjadi salah satu pusat transit penumpang terus diperluas. KAI Commuter dalam waktu dekat pun telah berencana untuk kembali mengaktifkan peron tiga dan empat sehingga dapat memperlancar lalu lintas KRL.
"Per 1 Juni dengan Gapeka 2023 akan melayani 1.133 perjalanan dengan mengoperasikan 98 rangkaian. Kita akan siapkan feeder-feeder di Manggarai ketika terjadi kepadatan," kata dia.