Senin 22 May 2023 19:52 WIB

Kinerja Moncer, Harga Saham Antam Diprediksi Menguat

Hingga triwulan 1, penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian terbesar.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) memperkenalkan produk emas terbaru seri tematik Idul Fitri 2023/1444 Hijriah.
Foto: logammulia.com
PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) memperkenalkan produk emas terbaru seri tematik Idul Fitri 2023/1444 Hijriah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk (Antam) anggota MIND ID, BUMN Holding Industri Pertambangan, mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan Perusahaan yang positif pada periode Triwulan Pertama Tahun 2023 (1Q23). Dampaknya, harga saham ANTM juga diprediksi menguat. 

Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-Kun Shin mengatakan kondisi kinerja yang bagus akan berdampak ke harga saham yang menguat nantinya. 

Baca Juga

"Secara valuasi saat ini dilihat dari PE dan EV/EBITDA masih tergolong murah dan di bawah rata-rata dalam lima tahun terakhir. Namun, dilihat dari PBV sedikit di atas rata-rata," jelas Shin dalam siaran pers, Senin (22/5/2023).

Untuk diketahui, Antam mencatatkan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada 1Q23 sebesar Rp 2,51 triliun, tumbuh 19 persen dari capaian EBITDA pada periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 2,10 triliun. Pertumbuhan EBITDA yang positif utamanya di topang oleh capaian laba periode berjalan 1Q23 sebesar Rp 1,66 triliun, tumbuh 13 persen dari laba periode berjalan 1Q22 sebesar Rp 1,47 triliun. 

Pencapaian kinerja positif tersebut tidak terlepas dari upaya Antam untuk terus melakukan optimalisasi tingkat produksi dan penjualan serta implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien. Buktinya, pada 1Q23, capaian laba kotor sebesar Rp 2,85 triliun, tumbuh 16 persen dari capaian laba kotor pada 1Q22 sebesar Rp 2,45 triliun.

Sementara itu capaian laba usaha Antam pada 1Q23 tercatat sebesar Rp 1,91 triliun, tumbuh 18 persen dibandingkan 1Q22 sebesar Rp 1,62 triliun. Penguatan profitabilitas Anta tercermin pula pada capaian laba sebelum pajak penghasilan 1Q23 sebesar Rp 2,12 triliun, tumbuh 14 persen dari capaian 1Q22 sebesar Rp 1,86 triliun, serta penguatan nilai laba bersih per saham dasar Antam menjadi Rp 69,21 yang tumbuh 13 persen dari nilai 1Q22 sebesar Rp 60,98 per saham dasar.

Shin mengatakan kinerja Antam di kuartal I yang berhasil tumbuh, salah satunya disebabkan harga emas rata-rata selama kuartal I juga tumbuh sebesar 0,7 persen secara YoY (Avg Q1-2023 $ 1,891.7 vs Avg Q1-2022 $ 1,878.8). 

"Ditambah lagi, proyeksi di tahun ini harga komoditas emas ada peluang naik di atas Rp 2.000. Sehingga proyeksi kinerja sampai akhir tahun untuk ANTM ada peluang mempertahankan pertumbuhan," kata Shin.  

Sementara itu, dari sisi posisi keuangan Perusahaan, Corporate Secretary Division Head Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan pada 1Q23 Perusahannya mampu memperkuat struktur keuangan yang tercermin dari nilai ekuitas konsolidasian Antam sebesar Rp 25,33 triliun yang tumbuh 7 persen dari nilai ekuitas pada akhir tahun 2022 (FY22) sebesar Rp 23,71 triliun. Pada 1Q23 total liabilitas ANTAM mencapai Rp 9,60 triliun, turun 3 persen dari nilai liabilitas pada FY22 sebesar Rp 9,93 triliun. 

"Pada 2023, Antam berfokus pada strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk emas, bijih nikel, dan bauksit. Pada 1Q23, total penjualan Antam tercatat sebesar Rp 11,59 triliun, meningkat 19 persen dibandingkan periode 1Q22 sebesar Rp 9,75 triliun," ungkap Syarif. 

Hingga triwulan pertama ini, penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian terbesar hingga 86 persen yaitu Rp 10 triliun dari total penjualan bersih Antam pada 1Q23. Emas masih menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih Antam pada 1Q23 sebesar Rp 7,01 triliun setara 60 persen, disusul bijih nikel yang mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,98 triliun setara 26 persen, feronikel sebesar Rp 1,20 triliun setara 10 persen, serta bauksit dan alumina sebesar Rp 326 miliar sebesar 3 persen.

Pada 1Q23, Antam mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang Perusahaan sebesar 304 kilogram (kg), sejalan dengan pemenuhan rencana produksi emas tahun 2023 sebesar 1.167 kg. Sementara itu penjualan logam emas pada 1Q23 mencapai 7.223 kg, tumbuh 10 persen dari volume penjualan 1Q22 sebesar 6.575 kg.

Tidak berhenti berinovasi, pada 1Q23, Antam melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia meluncurkan produk logam emas tematik Seri Imlek Tahun 2023 Masehi/2574 Kongzili dan Seri Idulfitri 2023/1444 Hijriah. Produk emas tematik Seri Imlek dan Idulfitri menampilkan design emas tiga dimensi (3D) yang pertama di Indonesia. 

Demi aspek keamanan, Antam memperkenalkan fitur keamanan berupa microtext, QR code, dan rainbow effect dalam seri produk-produk emas tematik tersebut. 

"Guna meningkatkan kualitas layanan yang prima penjualan emas kepada para pelanggan, pada 1Q23, UBPP Logam Mulia memperkenalkan ALMIRA (ANTAM Logam Mulia Virtual Assistant), sebuah layanan pesan otomatis yang siap membantu memberikan informasi dan layanan produk Logam Mulia ANTAM," kata Syarif. 

Selain segmen emas, kini segmen nikel Antam juga menjadi sorotan. Untuk diketahui, hingga triwulan pertama 2023, volume produksi feronikel Antam mencapai 5.437 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel sepanjang 1Q23 mencapai 4.287 TNi. Untuk menjaga tingkat kehandalan operasi pabrik feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Antam menjalankan program Total Productive Maintenance sejalan dengan upaya Perusahaan untuk mencapai stabilitas dan optimalisasi performa operasi pabrik pengolahan. Selain itu direncanakan pabrik Feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara akan memulai fase produksi pada semester kedua tahun 2023.

Sementara itu untuk produk bijih nikel, volume produksi bijih nikel konsolidasian Antam mencapai 3,41 juta wet metric ton (wmt), tumbuh 17 persen dari volume produksi 1Q22 sebesar 2,92 juta wmt. 

“Pertumbuhan tingkat produksi bijih nikel ini ditujukan untuk mendukung pemenuhan volume penjualan bijih nikel yang tumbuh positif pada periode 1Q23. Volume penjualan bijih nikel konsolidasian Antam pada 1Q23 mencapai 3,44 juta wmt, tumbuh 48 persen dibandingkan volume penjualan bijih nikel tahun lalu pada periode yang sama, sebesar 2,33 juta wmt,” jelas Syarif. 

Pada segmen bauksit dan alumina, sepanjang 1Q23 Antam mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 347.139 wmt dengan capaian total volume penjualan bauksit mencapai 84.267 wmt. Sementara itu volume produksi produk alumina pada 1Q23 mencapai 40.992 ton alumina, tumbuh 21 persen dari volume produksi pada 1Q22 sebesar 33.830 ton alumina. Volume penjualan produk alumina pada 1Q23 mencapai 33.069 ton alumina, relatif stabil jika dibandingkan volume penjualan 1Q22 sebesar 34.822 ton alumina.

Syarif juga menambahkan, Antam sebagai BUMN juga terus mendukung program hilirisasi yang direncanakan pemerintah. Perusahannya terus berfokus dalam pengembangan hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik dimana Antam berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung. 

“Selain itu perusahaan tetap meneruskan proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur beserta infrastruktur pendukung pabrik yang direncanakan akan memulai fase produksi pabrik pada semester kedua tahun 2023. Pada segmen bauksit, Antam juga saat ini sedang berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement