Kamis 18 May 2023 22:50 WIB

Industri Gula Bisa Meningkatkan Produktivitas Lahan Rawa

Hanya saja, bertanam tebu di lahan rawa masih menghadapi sejumlah kendala.

Perkebunan tebu. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengungkapkan potensi Indonesia untuk bisa mengembangkan industri gula terintegrasi dengan perkebunan tebu di lahan rawa.
Foto: Kementan
Perkebunan tebu. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengungkapkan potensi Indonesia untuk bisa mengembangkan industri gula terintegrasi dengan perkebunan tebu di lahan rawa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengungkapkan potensi Indonesia untuk bisa mengembangkan industri gula terintegrasi dengan perkebunan tebu di lahan rawa.

Hal itu disampaikan Putu saat meninjau pengembangan industri gula terintegrasi dengan perkebunan tebu di lahan rawa yang dilakukan PT Pratama Nusantara Sakti (PT PNS) sejak 2009.

Baca Juga

Perkebunan yang berlokasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, menjadi perkebunan pertama di Indonesia yang berada di lahan rawa. Putu mengapresiasi usaha perusahaan tersebut dalam pemanfaatan lahan rawa menjadi perkebunan tebu produktif di Indonesia. Sebab telah berhasil melakukan alih fungsi lahan rawa (lahan marjinal) yang tidak produktif menjadi lahan produktif untuk penanaman tebu.

Sayangnya, usaha pemanfaatan lahan rawa sebagai lahan produksi gula tebu masih menghadapi beberapa kendala. Seperti, biaya transportasi yang tinggi untuk transportasi sarana dan prasarana meliputi alat, pupuk, dan batu bara.

"Kendala-kendala itu menyebabkan Harga Pokok Produksi (HPP) gula menjadi tinggi," kata Putu melalui siaran pers, Kamis (18/5/2023).

Selain itu, kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja perkebunan baik dari sisi jumlah maupun kualitas, serta kesulitan untuk melakukan mekanisasi pertanian dikarenakan jenis tanah marine clay yang sulit untuk mobilisasi mesin dan peralatan.

Direktur Pendukung Bisnis PT PNS Isman Hariyanto membenarkan sarana transportasi menjadi salah satu penunjang utama dalam meningkatkan daya saing produk gula PT PNS. Saat ini, akses menuju Tol Kayu Agung dari Dusun Waduk Gajah Mati, luar area PT PNS sekitar 225 km, dimana sebagian besar telah dibangun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Kabupaten OKI.

"Kami harapkan pembangunan sisa jalan dapat dilanjutkan untuk meningkatkan akses dan kemudahan transportasi baik untuk masyarakat dan industri," ungkap Isman.

PT PNS berkomitmen mendukung program pemerintah untuk menjadi model dalam pemanfaatan lahan rawa menjadi perkebunan tebu. Perusahaan melakukan penanaman tebu pertama kali pada 2013, dan sampai 2022 telah menanam seluas 11.400 hektare. Termasuk program kemitraan seluas 211 hektare yang melibatkan tidak kurang 133 Kepala Keluarga. Tanaman tebu di lahan rawa ternyata di atas rata-rata produktivitas tanaman tebu nasional, yaitu mencapai 100 ton/hektare.

PT PNS telah menyelesaikan pembangunan pabrik gula dengan kapasitas 6.000 ton cane per day (TCD) dan melakukan commissioning pada 2020. Produksi gula secara komersial dari tanaman tebu dimulai pada 2021, PT PNS telah siap menambah investasi untuk meningkatkan kapasitas giling menjadi 12.000 TCD dengan upaya-upaya pembukaan lahan baru dan pengembangan kemitraan penanaman tebu menjadi 25.000 hektare.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement