Kamis 11 May 2023 17:47 WIB

Rupiah Meningkat Seiring Ekspektasi The Fed Tahan Suku Bunga

Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.722 per dolar AS.

Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Nilai tukar rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.722 per dolar AS.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Nilai tukar rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.722 per dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Kamis (11/5/2023) meningkat seiring pasar berekspektasi bahwa ada kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menahan kenaikan suku bunga acuannya. Pada Kamis rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.722 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.732 per dolar AS.

"Pasar bereaksi dari rilis data inflasi AS yang sedikit lebih rendah dari ekspektasi, angka yang cukup baik, sehingga diharapkan The Fed benar-benar tidak akan kembali menaikkan suku bunga," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Rully menuturkan pasar menyambut baik rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Secara tahunan, tingkat inflasi adalah 4,9 persen pada April 2023, sedikit lebih rendah dari perkiraan dan turun dari kenaikan tahun-ke-tahun sebesar 5,0 persen pada Maret 2023.

Pembacaan inflasi tahunan di bawah 5,0 persen tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam dua tahun. Hal tersebut meningkatkan harapan bahwa siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve hampir berakhir.

Pedagang pasar uang saat ini hanya memiliki peluang lima persen untuk kenaikan seperempat poin pada Juni 2023, dan kemungkinan jeda 95 persen. Pemotongan tiga perempat poin diperkirakan pada akhir tahun ini.

Para analis pasar berpendapat bahwa Federal Reserve dapat terus mengulur waktu dan menunggu kejelasan dari rilis data ekonomi mendatang selama beberapa bulan mendatang.

Di sisi lain, pasar juga menantikan rilis data neraca perdagangan Indonesia yang akan dipublikasikan Senin depan. Rully memperkirakan neraca perdagangan masih akan tetap surplus cukup besar, sekitar 3,75 miliar dolar AS.

Rupiah pada pagi hari dibuka naik ke posisi Rp 14.706 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 14.699 per dolar AS hingga Rp 14.745 per dolar AS. Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp 14.722 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.746 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement