Kamis 11 May 2023 15:08 WIB

Segmen Lifestyle LPKR Bertumbuh pada Kuartal I 2023

Kami menargetkan pemulihan bisnis mal secara penuh pada pertengahan 2024

Pengunjung beraktivitas di pusat perbelanjaan Lippo Mall Kemang, Jakarta. (ilustrasi) Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengunjung beraktivitas di pusat perbelanjaan Lippo Mall Kemang, Jakarta. (ilustrasi) Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatatkan pertumbuhan bisnis segmen gaya hidup, yang terdiri dari bisnis mal dan hotel, pada kuartal I 2023. Pertumbuhan ini seiring dengan pemulihan aktivitas masyarakat.

Group CEO LPKR John Riady mengatakan bisnis mal dan hotel telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kinerja operasional sepanjang kuartal I 2023. Tren bisnis hotel LPKR naik karena didukung oleh pembukaan kembali Aryaduta Bali serta peningkatan pengunjung baik pelancong bisnis maupun rekreasi di seluruh hotel perseroan di Indonesia. Perseroan saat ini mengelola 10 hotel melalui brand Aryaduta.

Di segmen bisnis mal sendiri, LPKR berupaya meningkatkan kunjungan pelanggan dengan mengundang anchor tenant yang menarik, ritel, pengelola taman bermain anak, dan supermarket. Manajemen juga menargetkan bisnis mal semakin pulih dari saat level pandemi. "Kami menargetkan pemulihan bisnis mal secara penuh pada pertengahan 2024," kata John.

Melalui PT Lippo Malls Indonesia (LMI), LPKR saat ini mengelola 59 mal yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Adapun di Indonesia bagian Timur terdapat di Makassar, Manado, Bali, dan Kupang.

Pada kuartal I 2023, pendapatan segmen gaya hidup LPKR mencapai Rp 296 miliar atau tumbuh 19 persen YoY dibandingkan Kuartal I 2022 yang sebesar Rp 249 miliar. Kenaikan pendapatan ditopang pemulihan okupansi serta kunjungan hotel dan mal. 

Okupansi hotel pada kuartal I 2023 mencapai 63 persen, meningkat dibandingkan kuartal I 2022 yang sebesar 58 persen. Adapun trafik pengunjung mal mencapai 64 persen meningkat dari 54 persen.

Di samping itu, rata-rata tarif kamar hotel juga menjadi Rp 556.924 per malam, naik 16 persen dari sebelumnya Rp 481,649 per malam. Tingkat hunian dan kenaikan tarif tersebut dipicu oleh pertumbuhan yang berkelanjutan terutama di sektor domestik, termasuk permintaan rekreasi, pemerintah, BUMN, dan korporasi swasta.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement