Kamis 11 May 2023 02:49 WIB

Digitalisasi Dorong Inklusi Sektor Keuangan

Masyarakat diajak ikut berpartisipasi dalam transformasi digital.

Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) tahun 2023 yang diadakan di Jakarta Convention Center pada 8–10 Mei 2023.
Foto: Istimewa
Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) tahun 2023 yang diadakan di Jakarta Convention Center pada 8–10 Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank DKI menunjukkan dukungan terhadap program inklusi keuangan digital yang dicanangkan Pemerintah dengan turut serta pada Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) tahun 2023 yang diadakan di Jakarta Convention Center pada 8–10 Mei 2023. Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy, menyampaikan perseroan berkomitmen penuh mendorong digitalisasi dalam sektor keuangan untuk inklusi keuangan. 

"Sebagai BUMD, Bank DKI menjalankan peran sebagai kolaborator pertumbuhan ekonomi khususnya DKI Jakarta, yang kami wujudkan melalui pengembangan dan inovasi produk dan layanan berbasis digital untuk perluasan aksesibilitas produk dan layanan keuangan kepada masyarakat," ujar Fidri. 

Dalam momentum transformasi, Fidri menyatakan, perseroan secara aktif menghadirkan inovasi produk dan layanan berbasis digital melalui sinergi dan kolaborasi. "Ini sebagai upaya mewujudkan transformasi menuju ekosistem digital dan mendorong sukses Jakarta untuk Indonesia," katanya.

FEKDI 2023 yang diinisiasi Bank Indonesia bersama Kementerian Perekonomian ini mengangkat tema 'Synergy and Innovation of Digital Economy: Fostering Growth'. FEKDI 2023 merupakan bagian dari rangkaian acara Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 pada segmen keuangan, menjadi ajang etalase inovasi produk dan layanan serta sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital, guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional. 

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan melalui FEKDI 2023, setiap pihak memperkuat akselerasi sinergi dan inovasi menuju Indonesia maju. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

"Bank Indonesia berkomitmen untuk menjadikan ekosistem sistem pembayaran menjadi episentrum ekonomi keuangan digital Indonesia, melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI)," kata Perry. 

"Hadirnya QRIS, BI-FAST, dan Standar Nasional Open API (SNAP) menyatukan satu nusa dan bahasa konektivitas pembayaran, serta dalam semangat satu bangsa Indonesia melalui konsolidasi antara industri pembayaran dan e-commerce membentuk bangsa digital," ujarnya menambahkan.

Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang signifikan. Ditandai dengan nilai ekonomi digital tahun 2022 yang mencapai angka 77 miliar dolar AS atau tumbuh 22 persen (yoy) dan diproyeksikan meningkat hampir 2 kali lipat hingga 130 miliar dolar AS pada 2025. 

Untuk itu, Pemerintah dinilai perlu mendorong berbagai upaya untuk mengakselerasi potensi ekonomi digital tersebut melalui berbagai inovasi kebijakan. "Yang perlu kita ingat bahwa 10 hingga 13 tahun ke depan adalah momentum yang sangat penting bagi Indonesia karena bonus demografi hanya akan berlangsung sampai tahun 2038," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement