Senin 08 May 2023 20:27 WIB

Menkeu Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2023 Mampu Capai 5,3 persen

Hal ini didorong membaiknya faktor-faktor ekonomi domestik.

Rep: Novita Intan/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksi pertumbuhan ekonomi berkisar 4,5 persen hingga 5,3 persen pada 2023.
Foto: AP Photo/Jose Luis Magana
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksi pertumbuhan ekonomi berkisar 4,5 persen hingga 5,3 persen pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksi pertumbuhan ekonomi berkisar 4,5 persen hingga 5,3 persen pada 2023. Hal ini didorong membaiknya faktor-faktor ekonomi domestik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pada kuartal I 2023 ekonomi tumbuh 5,03 persen. Hal ini didukung oleh kinerja ekspor tumbuh tinggi, hingga investasi yang berjalan baik.

Baca Juga

“Kinerja ekonomi membaik karena meningkatnya mobilitas dan konsumsi masyarakat,” ujarnya saat konferensi pers, Senin (8/5/2023).

Sri Mulyani menilai tetap kuatnya pertumbuhan ekonomi juga didorong kinerja swasta yang baik, belanja pemerintah yang positif, dan investasi nonbangunan yang tetap baik.

“Ke depan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat lantaran didukung oleh konsumsi swasta yang diperkirakan akan semakin baik seiring dengan meningkatnya mobilitas, keyakinan konsumen, dan menguatnya daya beli,” ucapnya.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi juga didukung investasi non bangunan serta dampak dari kebijakan hilirisasi yang didorong oleh pemerintah. Kinerja ekspor tetap kuat, didorong realisasi nonmigas tinggi, dengan tujuan utama China, AS, dan Jepang.

“Dengan perkembangan tersebut pertumbuhan Indonesia 2023 diperkirakan bias ke atas, masih dalam kisaran 4,5 hingga 5,3 persen,” ucapnya.

Pada April 2023, laju inflasi inti melambat menjadi 2,83 persen. Hal tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi dan imported inflation yang mengalami penurunan, juga pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan barang dan jasa. Kemudian laju inflasi yang berasal dari volatile food tetap terkendali level 3,74 persen.

Adapun berbagai upaya stabilisasi harga pangan menjelang Ramadhan dan Lebaran 2023 berjalan efektif dalam menurunkan inflasi pangan.

"Ke depan diperkirakan inflasi tetap terkendali, inflasi inti pada tiga plus minus satu persen pada 2023, IHK akan kembali pada sasaran tiga plus minus satu persen lebih awal dari perkiraan sebelumnya," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement