Jumat 05 May 2023 18:54 WIB

PHK Massal, Peluang Kerja Bagi Lulusan Perguruan Tinggi di AS Kian tak Pasti

Lowongan kerja sebenarnya tersedia, tapi persaingan mendapatkannya makin ketat.

Pekerja pemula (Ilustrasi). Dengan banyaknya perusahaan yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran dan yang lainnya membekukan perekrutan, lulusan sarjana angkatan 2023 bersiap untuk memasuki pasar kerja yang tidak pasti.
Foto: Reuters
Pekerja pemula (Ilustrasi). Dengan banyaknya perusahaan yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran dan yang lainnya membekukan perekrutan, lulusan sarjana angkatan 2023 bersiap untuk memasuki pasar kerja yang tidak pasti.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonom mengatakan Amerika Serikat tidak dalam resesi, tetapi banyak perusahaan tampaknya bersiap untuk itu. Dengan banyaknya perusahaan yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran dan yang lainnya membekukan perekrutan, lulusan sarjana angkatan 2023 bersiap untuk memasuki pasar kerja yang tidak pasti.

"Saya sudah lama mencari pekerjaan. Saya telah mengirim banyak aplikasi. Ini sulit," kata seorang senior Universitas Loyola, Samer Yacaman.

Baca Juga

Konselor karir perguruan tinggi memberi tahu Fox News bahwa ada pekerjaan di luar sana, tetapi pasar tetap ketat setelah pandemi. "Lulusan perguruan tinggi perlu mempersiapkan diri untuk pasar yang kompetitif itu," kata Direktur Operasi Interim Career Management Center di sekolah bisnis Universitas Tulane, Sarah Covert, dilansir Foxbusiness, Jumat (5/5/2023).

Namun, Covert menyebut angkatan 2023 berada pada posisi yang jauh lebih baik ketimbang lulusan yang memasuki dunia kerja pada saat puncak pandemi. "Pada 2020, itu adalah tahun yang penting bagi kami yang tidak tahu apa yang akan terjadi," kata Covert.

"Kami tidak melihat banyak tawaran yang dibatalkan, tetapi ada banyak lulusan perguruan tinggi yang tanggal mulai kerjanya diundur. Kami tidak melihat hal itu terjadi sejauh ini pada mahasiswa kami."

Covert menambahkan, ada sekitar 1.500 pemberi kerja yang memiliki setidaknya satu lowongan pekerjaan di sistem Tulane dan setidaknya ada 5.000 pekerjaan penuh waktu yang diunggah saat ini. Sementara itu, dalam enam bulan terakhir, perusahaan termasuk Amazon, Disney, Meta, dan Walmart telah mengumumkan PHK massal, memangkas total 25.000 pekerjaan. Ada banyak pula perusahaan lain yang melakukan hal yang sama.

Covert tahu bahwa mahasiswa mungkin cemas melihat PHK ini, tetapi banyak dari perusahaan ini masih mencari karyawan pemula. Perusahaan mencoba menghemat uang. Mereka tahu mereka bisa mendapatkan kandidat pemula dan itu tidak akan terlalu mahal.

Menurut Direktur Pengembangan Karir di Universitas Loyola, Katie Krikorian, melihat berita PHK, pencari kerja mungkin berpikir itu terjadi di setiap industri, tapi ternyata tidak demikian. "Industri seperti perhotelan, pariwisata, pendidikan, dan perawatan kesehatan semuanya menambah jumlah staf mereka," kata dia.

National Association of Colleges and Employers (NACE) juga memiliki kabar baik bagi lulusan yang akan datang. Laporan terbarunya mengatakan perusahaan berencana mempekerjakan sekitar empat persen lebih banyak lulusan dari angkatan 2023 daripada yang mereka lakukan dari angkatan 2022. Namun, proyeksi ini turun dari laporan sebelumnya.

Pada musim gugur, pengusaha memperkirakan kenaikan 14,7 persen, menurut NACE. "Ini pasar kerja yang berbeda, tapi bukan pasar yang suram," kata Krikorian.

"Masih ada banyak peluang bagi generasi ini untuk menemukan peluang yang berarti."

Pembayaran pinjaman mahasiswa juga diperkirakan akan segera dilakukan, sehingga banyak mahasiswa mengatakan jaminan pekerjaan dan pendapatan adalah prioritas utama dalam pencarian pekerjaan mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement