Jumat 05 May 2023 18:44 WIB

Cuaca Panas Berisiko Timbulkan Masalah Vagina, Ini Cara Menghindarinya

Suhu yang panas dan keringat berlebih bisa memicu lima masalah vagina pada wanita.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Pakaian dalam wanita (ilustrasi). Cuaca panas bisa memicu masalah vagina. Untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, salah satunya adalah mengganti pakaian dalam secara berkala.
Foto: www.freepik.com
Pakaian dalam wanita (ilustrasi). Cuaca panas bisa memicu masalah vagina. Untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, salah satunya adalah mengganti pakaian dalam secara berkala.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paparan cuaca yang terik bisa membuat orang-orang berkeringat lebih banyak dari biasanya. Bila tak ditanggulangi, suhu yang panas dan keringat berlebih bisa memicu lima masalah vagina pada wanita.

"Panas dan kelembapan pada musim (panas) ini bisa menyebabkan beberapa efek samping pada tubuh, termasuk vagina," jelas dokter spesialis obstetri dan ginekologi sekaligus direktur Nurture Clinic, dr Archana Dhawan Bajaj, seperti dilansir laman HealthShots, Jumat (5/5/2023).

Baca Juga

Cuaca panas bisa memicu masalah kesehatan pada vagina melalui tiga cara. Cara yang pertama adalah melalui keringat. Keringat berlebih akibat cuaca panas akan membuat area vagina menjadi hangat dan lembap, sehingga dapat menunjang pertumbuhan bakteri dan ragi. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko infeksi pada vagina.

Cara yang kedua adalah melalui dehidrasi. Tak jarang, cuaca yang panas membuat sebagian orang mengalami dehidrasi. Pada wanita, dehidrasi dapat menyebabkan vagina kering sehingga bakteri lebih mudah masuk ke dalamnya dan memicu infeksi.

Cara lainnya adalah melalui berenang. Berenang merupakan salah satu aktivitas yang banyak digemari di saat cuaca terik karena bisa memberikan kesegaran. Akan tetapi, aktivitas berenang di kolam renang atau danau dapat membuat vagina terpapar dengan bakteri atau mikroorganisme lain, sehingga vagina lebih berisiko terhadap infeksi.

Kombinasi antara panas, keringat, dan dehidrasi ini bisa memunculkan beragam masalah kesehatan. Dari beragam masalah tersebut, ada lima masalah yang paling sering ditemukan.

Sebagian di antaranya adalah infeksi ragi dan vaginosis bakterialis atau infeksi vagina akibat ketidakseimbangan bakteri di vagina. Kedua kondisi ini bisa memunculkan gejala seperti gatal dan keputihan. Infeksi ragi juga dapat disertai gejala sensasi terbakar di vagina, sedangkan vaginosis bakterialis bisa membuat vagina berbau tak sedap.

Masalah lain yang cukup umum ditemukan adalah vagina kering dan infeksi saluran kemih atau ISK. Masalah lainnya adalah memperburuk gejala menstruasi karena ketidakseimbangan hormon, seperti jerawat atau sakit kepala.

Kabar baiknya, ada tujuh hal yang bisa dilakukan oleh wanita agar terhindar dari beragam masalah kesehatan vagina dan kewanitaan tersebut. Berikut ini adalah ketujuh hal tersebut:

1. Jaga hidrasi

Minum air yang cukup agar terhindar dari masalah vagina kering.

2. Gunakan pakaian dalam yang breathable

Pilih bahan pakaian yang ringan, tidak menahan panas, terbuat dari serat alami seperti katun, dan memungkinkan udara untuk bersirkulasi dengan baik agar kelembapan tak terperangkap di dalam pakaian.

3. Jauhi pakaian ketat

Saat cuaca panas, pakaian yang ketat hanya akan memerangkap kelembapan dan membuat bakteri dan ragi lebih mudah untuk berkembang. Pakaian longgar merupakan pilihan yang lebih baik.

4. Terapkan kebersihan

Jaga kondisi vagina tetap bersih dan kering, serta jauhi beragam produk pembersih yang mengandung pewangi karena dapat mengiritasi vagina.

5. Ganti pakaian dalam secara berkala

Keringat yang keluar saat cuaca panas bisa membuat pakaian dalam menjadi cepat basah. Segera ganti pakaian dalam yang basah dengan yang baru agar bakteri tidak mudah bertumbuh.

6. Jangan lakukan douching

Meski pernah menjadi tren, douching merupakan bentuk perawatan vagina yang kurang dianjurkan. Perawatan ini bisa mengganggu keseimbangan bakteri alami di vagina serta meningkatkan risiko infeksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement