Rabu 03 May 2023 16:55 WIB

Erick Thohir Minta KAI Proyeksikan Pertumbuhan Penumpang Pascapandemi

Erick sangat percaya bahwa salah satu solusi transportasi publik adalah kereta.

Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga (kiri) saat ramah tamah dengan media di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/5/2023). Erick meminta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI untuk membuat proyeksi pertumbuhan penumpang ke depan pascapandemi Covid-19.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga (kiri) saat ramah tamah dengan media di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/5/2023). Erick meminta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI untuk membuat proyeksi pertumbuhan penumpang ke depan pascapandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir meminta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI untuk membuat proyeksi pertumbuhan penumpang ke depan pascapandemi Covid-19.

"Karena pada saat pandemi angka penumpangnya tidak sama dengan saat ini," ujar Erick dalam acara ramah tamah dengan wartawan di Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Baca Juga

Erick sangat percaya bahwa salah satu solusi transportasi publik adalah kereta, kalau Indonesia mau menekan penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi ketergantungan pada impor BBM selain juga mendukung peralihan kepada kendaraan listrik. "Karena itu kita bicara dengan Jepang, apalagi nanti ada G7, kita bicara bagaimana memetakan ulang kondisi perkeretaapian yang ada di Jawa, Sumatra dan Madura," kata Erick.

Erick mengungkapkan, transportasi publik menjadi prioritas ke depan, karena tidak mungkin pemerintah mendorong kendaraan pribadi.

 

Terkait impor kereta bekas dari Jepang, Erick mengaku sudah berdiskusi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Komisi VI DPR RI.

Erick mengatakan, PT INKA adalah perusahaan BUMN yang memproduksi gerbong KRL. Produk dari INKA memiliki dua kualitas yakni versi dalam negeri dan ada yang bekerja sama dengan perusahaan produsen gerbong terbaik di dunia yakni Stadler.

Tentunya, lanjut Erick, harus dilihat kapasitas produksi INKA berapa. Namun, terdapat catatan bahwa EBITDA INKA saat ini masih negatif, artinya perlu ada dukungan arus kas kepada INKA. Kalau kas tidak membaik, tidak mungkin INKA memproduksi jumlah yang dibutuhkan.

"Kita harus menghitung ulang kebutuhan gerbongnya berapa. Saya menolak impor jika terjadi mark up dan saya akan minta BPKP untuk audit ulang jika memang terjadi mark up. Namun kalau kita membutuhkan (impor) maka kita terbuka, tetapi perlu duduk dengan data yang sama. Kalau ada korupsi saya akan sikat," kata Erick.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement