Selasa 18 Apr 2023 19:50 WIB

BI Pastikan Likuiditas Perbankan Memadai

Suku bunga IndONIA tetap rendah sebesar 5,65 persen pada 17 April 2023.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Bank Indonesia sebut likuiditas bank memadai.
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Bank Indonesia sebut likuiditas bank memadai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memastikan likuiditas dan perekonomian memadai. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan hal itu berkontribusi positif mendorong peningkatan kredit atau pembiayaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Indikator rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (DPK) tercatat tinggi yakni 28,91 persen pada Maret 2023,” kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI April 2023, Selasa (18/4/2023).

Baca Juga

Perry memastikan likuiditas perekonomian juga memadai. Hal tersebut tercermin pada uang beredar dalam arti sempit dan luas Maret 2023 yang masing-masing tumbuh sebesar 4,8  persen dan 6,2 persen secara tahunan.

 

“Likuiditas yang memadai pada gilirannya mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha dan mengarahkan suku bunga perbankan yang kondusif mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Perry.

Di pasar uang, Perry mengungkapan, suku bunga IndONIA tetap rendah sebesar 5,65 persen pada 17 April 2023. Imbal hasil SBN tenor jangka pendek juga tercatat 6,24 persen menurun 20 bps dibandingkan dengan level Februari 2023.

Sedangkan untuk imbal hasil SBN tenor jangka panjang terkendali. Perry menuturkan, suku bunga deposito satu bulan pada Maret 2023 juga tercatat rendah 4,10 persen atau turun dua bps dibandingkan Februari 2023.

“Suku bunga kredit Maret 2023 juga kondusif mendukung permintaan kredit yakni sebesar 9,38 persen atau meningkat empat bps dibandingkan dengan level bulan sebelumnya,” ujar Perry.

Dia menegaskan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk terjaganya stabilitas sistem keuangan. Selain itu juga mendorong berlanjutnya peningkatan kredit atau pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement