Jumat 07 Apr 2023 08:50 WIB

Industri Galangan Belum Sepenuhnya Dapat Perhatian Pemerintah

Arus penumpang dan logistik sangat bergantung pada industri galangan

Sejumlah pekerja beraktivitas di galangan kapal Telaga Punggur, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (10/9/2022). Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepulauan Riau menyebutkan setelah terpuruk hampir dua tahun karena pandemi COVID-19, kini industri galangan kapal di Batam mulai bangkit dengan banyaknya pesanan pembuatan kapal tug boat dan tongkang seiring dengan kenaikan harga komoditi nikel dan batubara.
Foto: ANTARA/Teguh Prihatna
Sejumlah pekerja beraktivitas di galangan kapal Telaga Punggur, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (10/9/2022). Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepulauan Riau menyebutkan setelah terpuruk hampir dua tahun karena pandemi COVID-19, kini industri galangan kapal di Batam mulai bangkit dengan banyaknya pesanan pembuatan kapal tug boat dan tongkang seiring dengan kenaikan harga komoditi nikel dan batubara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku usaha galangan kapal yang tergabung dalam Institusi Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) merasa belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Padahal industri ini sangat berperan dalam menopang arus logistik nasional.

Ketua Umum Iperindo, Anita Puji Utami, mengatakan sejauh ini pemerintah belum sepenuhnya memberikan dukungan nyata kepada asosiasi yang menaungi galangan yang menjadi supporting transportasi laut. Pemerintah perlu memberikan insentif-insentif yang terkait dengan keberlangsungan usaha industri ini, baik berupa insentif perpajakan, suku bunga perbankan, subsidi  listrik, pengembangan SDM, maupun lainnya.

"Industri ini harus mendapat perhatian dari pemerintah dan tidak bisa diremehkan. Ke depan, industri perkapalan yang ada di Indonesia harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah," ujar Anita.

Pernyataan Anita itu mengemuka untuk merespons sejumlah permasalahan, isu strategis dan prospek serta pemetaan tantangan para pelaku industri galangan kapal ke depan. Isu lain yang dibahas menyangkut industri galangan yang belum mengambil peran dalam perawatan kapal-kapal yang berlayar di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). 

Alumni ITS Surabaya ini mengatakan karena industri perkapalan nasional belum mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah sehingga fasilitas yang dimiliki sangat terbatas. Terutama fasilitas insentif pajak maupun suku bunga perbankan. "Otomatis industri ini tidak bisa berkembang untuk melakukan pengembangan atau menambah fasilitas yang bisa mendukung kapal-kapal yang berada di jalur ALKI terutama yang berukuran besar," ucapnya.

Apabila pemerintah bisa memberikan kebijakan terkait itu, Anita yakin industri bisa mendukung seluruh layanan. Baginya, ini merupakan prospek yang bagus sekali karena industri galangan kapal adalah industri yang padat karya, padat teknologi dan padat modal. "Bisa dikatakan industri ini adalah industri yang strategis sehingga harus didukung pemerintah," ujar Anita. 

Ketua Dewan Penasehat Iperindo, Bambang Haryo Soekartono, berharap asosiasi dapat diperhatikan pemerintah. Permasalahan yang sedang dihadapi Iperindo juga bisa diselesaikan pemerintah secara baik sehingga membuat iklim usaha galangan semakin baik.

"Industri galangan atau industri maritim ini harus betul-betul ada di Indonesia dan berkembang lebih baik. Setidaknya, ada 42 ribu kapal yang ada di Indonesia baik logistik dan komersial, itu semuanya sangat bergantung pada Iperindo atau industri galangan," kata Bambang. 

"Industri galangan memiliki peran strategis di Indonesia. Arus penumpang dan logistik sangat bergantung pada industri ini," katanya menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement