REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pasar e-commerce di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) mulai tumbuh seiring dengan pertumbuhan konsumsi belanja masyarakat lewat internet. Tercatat, sepanjang 2022 jumlah transaksi e-commerce di MENA tersebut mencapai 37 miliar dolar AS (sekitar Rp 574 triliun). Naik 32 persen bahkan dari total transaksi sepanjang 2018.
Dilansir dari media Khaleej Times, EZDubai mencatat, Saudi, Uni Emirat Arab dan Israel menyumbang 72,1 persen dari total transaksi pasar online. Pertumbuhan konsumsi hingga dua digit ini disinyalir karena masyarakat Timur Tengah dan Afrika Utara makin agresif menggunakan internet. Hal ini didukung infrastruktur internet dan jaringan yang makin mapan dan kebijakan negara yang makin longgar.
"Pertumbuhan e-commerce di UEA, Arab Saudi, dan Israel dikaitkan dengan sejumlah faktor, termasuk populasi berteknologi maju, tingkat penggunaan internet yang tinggi, dan keuangan pemerintah yang kuat," tulis EZDubai dalam laporannya yang dikutip Selasa (28/3/2023).
Hingga 2026 mendatang EZDubai mentaksir transaksi online akan semakin tinggi hingga 57 miliar dolar AS.
CEO Dubai South Logictics Mohsen Ahmad juga mengamini fenomena meningkatknya transaksi belanja online ini. Pertumbuhan transaksi belanja online ini tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Ia merasa transformasi kebijakan pemerintah dalam digitalisasi membuahkan hasil yang siginfikan dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. "Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan sektor pemerintah, serta bisnis lokal dan internasional untuk lebih mendukung pertumbuhan dan kesuksesan industri yang dinamis ini," kata Ahmad.
Senior Engagement Manager, Public Sector MENA region di Euromonitor International, Engy Naguib mengatakan, permintaan layanan belanja online di kawasan MENA diperkirakan akan terus meningkat. Secara khusus, barang elektronik konsumen diharapkan memiliki tingkat penetrasi 29 persen untuk Arab Saudi dan 50 persen di Mesir dalam total e-commerce pada 2026.
Sementara itu, industri makanan dan minuman di UEA diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang kuat, dengan tingkat penetrasi mencapai 13 persen pada 2026.