Sabtu 25 Mar 2023 17:52 WIB

Harga TBS Sawit di Kalbar Capai Level Tertinggi

Tren kenaikan harga TBS sawit di Kalbar membuat semua pihak gembira.

Salah satu perkebunan sawit di Kalimantan (ilustrasi). Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kalbar pada Periode III Maret 2023 kembali mengalami tren naik dan untuk harga tertinggi saat ini umur 10 tahun–20 tahun mencapai Rp 2.661,93/kg dan terendah umur tiga tahun Rp 1.984,64/kg.
Foto: Antara/Andika Wahyu
Salah satu perkebunan sawit di Kalimantan (ilustrasi). Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kalbar pada Periode III Maret 2023 kembali mengalami tren naik dan untuk harga tertinggi saat ini umur 10 tahun–20 tahun mencapai Rp 2.661,93/kg dan terendah umur tiga tahun Rp 1.984,64/kg.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kalbar pada Periode III Maret 2023 kembali mengalami tren naik dan untuk harga tertinggi saat ini umur 10 tahun–20 tahun mencapai Rp 2.661,93/kg dan terendah umur tiga tahun Rp 1.984,64/kg.

"Dengan tren kenaikan harga TBS sawit di Kalbar tentu semua pihak pasti bergembira. Saat ini harga tertinggi hampir menyentuh Rp 2.700 per kilogram untuk umur 10 tahun–20 tahun," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Sabtu (25/3/2023).

Baca Juga

Ia menyebutkan, membuka awal 2023, harga TBS sawit tertinggi masih berada di angka Rp 2.351,61/kg. Periode selanjutnya meski belum signifikan harga terus bergerak naik hingga saat ini.

"Kenaikan harga tidak terlepas dari kenaikan harga CPO Rp 12.425,48/kg. Harga CPO di Kalbar berdasarkan penetapan oleh tim untuk Periode III Maret 2023 sebesar. Sedangkan awal tahun di angka Rp 11.168, 26/kg," ucap dia.

Menurutnya dengan tren harga sawit membaik maka mampu mendorong geliat ekonomi daerah. Perusahaan sawit mendapat margin yang setimpal. Kemudian pekebun swadaya juga demikian.

Sektor perkebunan sawit memiliki peranan penting dalam ekonomi Kalbar saat ini dengan luas kebun sebesar 2,72 juta hektare. Sekitar 1,2 juta hektare milik perusahaan besar, 500 ribu sampai 670 ribu hektare perkebunan mandiri dan 200 ribu hektare perusahaan milik negara.

"Dengan cakupan yang ada komoditas ini menjadi tulang punggung ekonomi Kalbar," ungkap Hero.

Untuk memastikan harga sawit yang stabil dan pekebun atau perusahaan terus mendapat margin, menurutnya perlu dijaga tata kelola industri sawit agar semakin baik dan berkelanjutan. "Komitmen kami dalam menjaga tata kelola sawit berkelanjutan menjadi konsentrasi. Industri sawit harus terus memenuhi aspek kesinambungan terutama kelestarian lingkungannya dan harmonisasi sosialnya," kata dia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement