Kamis 23 Mar 2023 13:58 WIB

Harga Kedelai Impor di Kudus Turun

Harga jual kedelai impor memang berfluktuasi sejak akhir Desember 2022.

Santri mengolah biji kedelai untuk bahan tempe (ilustrasi). Harga kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan ini mengalami penurunan menjadi Rp 11.300 per kilogram, dari harga jual sebelumnya mencapai Rp 11.500 per kg.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Santri mengolah biji kedelai untuk bahan tempe (ilustrasi). Harga kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan ini mengalami penurunan menjadi Rp 11.300 per kilogram, dari harga jual sebelumnya mencapai Rp 11.500 per kg.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Harga kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan ini mengalami penurunan menjadi Rp 11.300 per kilogram, dari harga jual sebelumnya mencapai Rp 11.500 per kg.

"Harga jual kedelai impor memang berfluktuasi setelah pada akhir Desember 2022 mencapai Rp 14.000/kg, kemudian secara bertahap turun," kata kata Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf di Kudus, Kamis (23/3/2023).

Baca Juga

Awalnya, kata dia, harga jual kedelai impor tersebut turun menjadi Rp 11.600/kg pada pertengahan Maret 2023, kemudian turun lagi menjadi Rp 11.500/kg dan pekan ini turun lagi menjadi Rp 11.300/kg. Fluktuasi harga jual tersebut, kata dia, tidak mempengaruhi pasokan komoditas impor tersebut, karena pihak importir siap memenuhi kebutuhan pasar.

Untuk kedelai lokal, imbuh dia, hingga kini belum tersedia karena stoknya selama ini sangat minim, sehingga ketergantungan pengusaha tahu dan tempe terhadap kedelai impor cukup tinggi. Keterbatasan kedelai lokal disebabkan karena tidak semua daerah menanam komoditas yang dibutuhkan pengusaha tahu dan tempe.

Sementara memasuki awal Ramadhan, permintaan kedelai impor belum ada kenaikan karena pengalaman sebelumnya terjadi kenaikan permintaan pada pekan ketiga hingga memasuki Lebaran. Sedangkan saat ini permintaan masih stabil pada angka 20-an ton per hari. Sedangkan stok kedelai impor di gudang sebanyak 50 ton dan masih bisa ditambah sesuai kebutuhan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement