REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan, ada lima sumber pertumbuhan ekonomi baru Indonesia untuk jangka panjang guna mendukung kesejahteraan rakyat.
"Tahun lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen dan tahun ini kami berharap 5-5,3 persen," kata Suahasil Nazara pada seminar internasional terkait penilaian kredit di Nusa Dua, Bali, Jumat (17/3/2023).
Ia menjelaskan, sumber pertumbuhan ekonomi baru yang pertama, yakni hilirisasi sumber daya alam yang memiliki nilai tambah tinggi. Sumber daya alam di Indonesia perlu diproses lebih lanjut di Tanah Air baik jangka pendek hingga jangka panjang sehingga menciptakan investasi dan lapangan kerja baru.
Kemudian, penggunaan produk lokal yang pada 2023 ditargetkan mencapai 95 persen dengan belanja produk lokal mencapai sekitar Rp 1.171 triliun. Dalam pemaparannya, Suahasil menjelaskan, sebanyak 3,4 juta produk lokal sudah terdaftar dalam katalog elektronik.
Sumber ketiga, akselerasi ekonomi digital karena Indonesia menguasai sekitar 40 persen atau sebesar 77 miliar dolar AS dari total nilai transaksi ekonomi digital di Asia Tenggara berdasarkan laporan e-Conomy South East Asia pada 2022.
Ia pun menyakini transaksi ekonomi digital Indonesia terus tumbuh yang saat ini mencapai 22 persen dibandingkan 2021. Selain itu, ekonomi hijau dan transisi energi serta penguatan UMKM juga menjadi sumber ekonomi baru.
Terkait UMKM, dia mengatakan, merupakan salah satu pilar dalam struktur ekonomi Tanah Air. Dalam pemaparannya, dia menyebutkan, Indonesia memiliki sebanyak 63,9 juta usaha mikro atau sekitar 99,62 persen dari total keseluruhan usaha di Tanah Air.
Sayangnya, sekitar 45 juta pelaku usaha kecil dan menengah masih membutuhkan tambahan pembiayaan. Dari jumlah itu, sebanyak 18 juta usaha kecil dan menengah termasuk ultramikro yang belum mendapatkan akses keuangan, berdasarkan analisis Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada 2022.
Ia mengharapkan penilaian kredit salah satunya dari penyedia alternatif penilaian kredit (ICS) dapat memberikan terobosan bagi pelaku UMKM agar mereka dapat mengakses keuangan.