Kamis 16 Mar 2023 16:48 WIB

Perbankan Global Diguncang, BI Bocorkan Hasil Stress Test Indonesia

KSSK sudah menyelesaikan stress test ketahanan perbankan di Indonesia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Bank Indonesia (BI) memastikan saat ini Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sudah menyelesaikan stress test ketahanan perbankan Indonesia.
Foto: Dok. Republika
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Bank Indonesia (BI) memastikan saat ini Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sudah menyelesaikan stress test ketahanan perbankan Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memastikan saat ini Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sudah menyelesaikan stress test ketahanan perbankan Indonesia. Hal itu menyusul adanya guncangan perbankan global seperti yang dialami Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Credit Suisse.

"Secara keseluruhan assessment stress test, kami simpulkan kondisi perbankan di Indonesia berdaya tahan terhadap dampak tiga bank ini dan terus terang kita terus melakukan pemantauan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI Maret 2023, Kamis (16/3/2023).

Baca Juga

Perry menyebut terdapat empat alasan yang menentukan kondisi perbankan Indonesia berdaya tahan setelah dilakukan stress test. Pertama, yakni pembiayaan deposit tetap terdiversifikasi dan kedua yakni kepemilikan US Treasury perbankan di Indonesia tidak banyak sehingga dampaknya terbatas.

Alasan ketiga, Perry menyebut kepemilikan SBN sudah mulai bergeser dari available for sale (AFS) menjadi hold to maturity (HTM). "Ada yang 35 persen, 40 persen, dan bahkan lebih dari 50 persen memang ada beberapa yang meningkat porsinya," jelas Perry.

Selanjutnya, Perry mengungkapkan alasan keempat yaitu perbankan di Indonesia sudah memiliki rasio kecukupan modal atau CAR mencapai 25,88 persen pada Januari 2023. Selain itu risiko kredit juga terkendali karena NPL masih rendah pada level 2,59 persen secara bruto dan 0,76 persen secara neto pada Januari 2023.

"Tentu saja ini cukup tinggi untuk menjadi bantalan risiko," tutur Perry.

Meskipun begitu, Perry menegaskan, BI tetap waspada mengenai persepsi guncangan perbankan global tersebut. Dia memastikan BI akan terus mengelola persepsi perbankan Indonesia yang baik dengan cara menstabilkan rupiah.

"BI harus stabilkan nilai tukar rupiah, ya kita intervensi kita stabilkan untuk memastikan bahwa ini persepsinya baik," ujar Perry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement