REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telekomunikasi Mandiri (MTM) menerima sertifikasi ISO 9001:2015 dan ISO/IEC 27001:2013 dari British Standart Institution (BSI). Presiden Direktur MTM, Nurul Kowim, mengatakan, perolehan tersebut akan memastikan MTM memenuhi standar kualifikasi, khususnya pada industri keamanan siber. Dengan itu pula, MTM memiliki kepastian standar mutu dalam layanan dan jasa.
"Pelanggan akan menerima jaminan standar mutu tertentu atas pelayanan dan jasa yang dilakukan oleh pihak MTM dan adanya kepastian bahwa standar mutu akan tetap terjaga," jelas Nurul dalam siaran pers, Senin (13/2/2023).
Sertifikat yang diberikan kepada MTM diterbitkan oleh BSI yang memiliki standar akreditasi internasional. Di mana persyaratan standardisasi tersebut Nurul sebut sangat ketat. Proses yang dilalui untuk mendapatkannya juga melalui tahapan yang cukup panjang.
Nurul menyebutkan, dalam proses standardisasi ISO, MTM telah melalui sejumlah tahapan mulai dari sosialisasi pentingnya ISO 9001:2015 dan ISO/IEC 27001:2013 di seluruh lapisan karyawan MTM hingga memastikan seluruh standar operasional prosedur (SOP) yang sudah dibuat dijalankan dengan tertib.
Penyerahan sertifikasi oleh BSI ini juga disaksikan oleh perwakilan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Dalam kesempatan itu, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Industri BSSN, Intan Rahayu, menjelaskan pentingnya tersebut. Intan menjelaskan, ISO 9001:2015 merupakan standar internasional untuk sistem manajemen mutu.
"Standar ini menyediakan panduan untuk menerapkan sistem manajemen mutu yang efektif dan memastikan bahwa organisasi terus meningkatkan kualitas produk atau jasa yang diterima oleh pelanggan," kata dia.
Sementara itu, ISO/IEC 27001:2013 adalah standar internasional untuk manajemen keamanan informasi. Standar itu menyediakan panduan untuk mengimplementasikan sistem keamanan informasi yang efektif dan memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan, disimpan, dan diteruskan oleh organisasi terlindungi dari kerugian atau kerusakan.
"Semua perusahaan harus bersiap dengan keamanan siber, karena yang menjadi pertanyaan bukan apakah kita akan terkena serangan siber, tapi kapan kita akan terkena serangan siber? Dan di tahun 2023 ini juga ada enam tren keamanan siber yang akan muncul," jelas dia.
Keenam tren keamanan siber itu, yakni privasi dan tekanan yang lebih besar, zero trust menggantikan VPN, deteksi ancaman serta tools respon menjadi mainstream, peningkatan permintaan manajemen risiko dari pihak ketika, banyak organisasi yang akan melakukan outsourcing cybersecurity dan asuransi keamanan siber.