REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah akan fokus pada penciptaan lapangan kerja, penurunan tingkat kemiskinan, serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Itu guna menghadapi tantangan ekonomi 2023.
Sejumlah bauran kebijakan pun telah disiapkan. Mulai dari hilirisasi industri, penerapan digitalisasi, hingga reformasi sistem perizinan melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
Airlangga menuturkan, seiring bonus demografi yang diproyeksikan pada 2030, upaya peningkatan kualitas SDM juga dilakukan pemerintah melalui pemberian fasilitas pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga sebesar enam persen. Tujuannya mendorong jiwa kewirausahaan.
Pemerintah turut melakukan penguatan ekosistem startup guna mendorong penciptaan lapangan kerja melalui berbagai program. Meliputi Program 100 Startup Digital dan startup4industry.id.
Lalu demi mendukung keberlanjutan pengembangan riset dan inovasi, pemerintah juga menerapkan skema Program Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM). Program tersebut diberikan kepada institusi atau lembaga riset untuk melaksanakan kegiatan pencarian kebaharuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berfokus pada berbagai bidang mulai dari pangan, kesehatan, energi, serta dimungkinkan pendanaan bidang lainnya seperti ekonomi.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, kata dia, Indonesia dihadapkan pada tantangan luar biasa. Seperti munculnya pandemi Covid-19 yang berdampak pada berbagai sektor mulai dari kesehatan hingga ekonomi.
Pemerintah, lanjutnya, merespons lewat penerapan kebijakan gas dan rem. Itu demi menyeimbangkan penanganan pandemi sekaligus memulihkan ekonomi nasional secara paralel.
Melalui kebijakan gas yang dilakukan melalui program perlindungan sosial, dukungan program prioritas serta insentif usaha, dan kebijakan rem yang dilakukan melalui pembatasan mobilitas, kampanye 3M, hingga vaksinasi, pemerintah mampu mengendalikan laju penyebaran Covid-19 serta mendorong peningkatan kinerja berbagai indikator ekonomi nasional. ”Hasilnya, dari sisi kesehatan sudah terkendali dan sisi pertumbuhan ekonomi sudah solid pada 2022 walau ekonomi secara global mengalami perlambatan,” tutur Airlangga dalam siaran pers yang dilansir, Jumat (10/3/2023).
Dirinya menyebutkan, efektivitas upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian ditunjukkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 sebesar 5,31 persen. Meski di tengah pelemahan ekonomi global maupun kawasan.
Sejumlah indikator utama pertumbuhan ekonomi juga terus menunjukkan prospek positif seperti Indeks Keyakinan Konsumen pada level 123 per Januari 2023. Lalu Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur sebesar 51,2 per Februari 2023 dan Indeks Penjualan Riil tumbuh sebesar 1,7 persen year on year (yoy) per Januari 2023.